Lagi !!! Masyarakat Sukarela Serahkan Senpi Kepada Satgas Pamtas RI-PNG Yonif R 323/BP Kostrad

TNI AD
Merauke, PK – Untuk ketiga kalinya, Satgas Pamtas RI-PNG Yonif Raider 323/BP Kostrad mendapatkan penyerahan 1 pucuk senjata api rakitan dari masyarakat yang selama 20 tahun disimpan. Berlokasi di daerah rawa-rawa sekitar Kampung Kukumit Distrik Ulilin Kabupuaten Merauke, masyarakat berinisial PR (52 tahun), Kamis (21/6)  secara sukarela menyerahkan senjata api rakitan jenis engkelop yang ia simpan. Disebutkan dalam siaran pers yang juga diterima Portal Komando, PR adalah masyarakat yang sering keluar masuk wilayah perbatasan RI-PNG melalui jalur Kukumit. Ia merupakan warga Indonesia yang masih memiliki kekerabatan keluarga di wilayah Kampung Bosyet negara Papua Nugini, sehingga mengakibatkan dirinya harus sering hilir mudik melintasi perbatasan.
Kapten Inf Bambang Supriyanto Komandan Satuan Setingkat Kompi (SSK) 2 Satgas Yonif Raider 323 Kostrad melakukan kegiatan patroli keamanan di wilayah perbatasan Kukumit yang menjadi salah satu jalur tikus menuju negara tetangga. Ditengah perjalanan, Kapten Bambang mendapat telepon dari salah seorang warga yang identitasnya dirahasiakan bahwa ada masyarakat yang ingin bertemu Danki. Saat ditemui ternyata seseorang tersebut adalah Bpk. PR yang selama ini memang telah mengenal Kapten Bambang.
Saat menyerahkan senjata rakitan tersebut,  PR mengatakan bahwa dirinya sudah 20 tahun memiliki dan menyimpan senjata tersebut. “Dengan membaiknya kondisi keamanan di wilayahnya, saya merasa tidak perlu lagi menyimpan  senjata itu” tuturnya. Dengan hadirnya aparat TNI yang melakukan patroli di wilayah Kukumit, menurutnya telah meningkatkan kepercayaan diri warga sekitar untuk melintas perbatasan. “Kami merasa dengan hadirnya personil Satgas Yonif Raider 323 di wilayah kami sama sekali tidak membebani, justru banyak membantu berbagai masalah kami” ungkapnya.
Rutinnya Pos Kalimandom melakukan berbagai upaya pendekatan membuahkan hasil. Kapten Inf Bambang Supriyanto selaku Danki yang berlokasi di Pos Kalimandon melakukan pendekatan secara emosional kepada warga yang sering melintas, dan memberikan pemahaman tentang legalitas perlintasan kedua negara, termasuk tentang larangan kepemilikan senjata oleh warga sipil.
Kompleksitas permasalahan di perbatasan memang menjadi tantangan bagi pos-pos perbatasan untuk dapat diatasi dihadapkan dengan berbagai keterbatasan.
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments