Segenap prajurit dan pegawai negeri sipil (PNS) Detasemen Markas Komando (Denmako) Pasmar-2, memperingati hari lahir Pancasila di lapangan Apel Mako Pasmar-2, Kesatrian Marinir Moekijat, Gedangan, Sidoarjo. Jumat (01/06/2018).
Peringatan hari lahir Pancasila tersebut bertindak sebagai inspektur upacara adalah Palakhar Dandenma Pasmar-1 Mayor Marinir Andi Ichsan, S.H., M.Tr. Hanla, yang juga dihadiri oleh para perwira Denmako Pasmar-2.
Pada amanat Panglima TNI, yang dibacakan inspektur upacara menyampaikan sebagai insan yang beriman dan bertaqwa, saya mengajak kita semua untuk senantiasa memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan kasih sayangnya yang begitu besar terhadap bangsa Indonesia dimana pemerintah Indonesia telah menetapkan tanggal 1 Juni sebagai hari kelahiran Pancasila.
Hari ini kita melaksanakan upacara untuk memperingati hari kelahiran Pancasila tanggal 1 Juni 2018, sebagai bentuk penghormatan kepada para pendahulu pendiri bangsa dan sekaligus meneguhkan hati kita terhadap eksistensi Pancasila. Peringatan ini berlatar belakang dari rapat para pendiri bangsa dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) di Gedung Chuo Sangi In, Jakarta, yang pada masa kolonial Belanda merupakan Gedung Volksraad, sekarang dikenal sebagai Gedung Pancasila.
Pancasila yang kita pahami saat ini sebelum lahir, telah melalui proses perumusan dari kurun waktu 29 Mei 1945 sampai dengan 1 Juni 1945, dimana tiga tokoh nasional yaitu Muhamad Yamin, Mr. Soepomo dan Ir. Sukarno yang tergabung dalam Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), mencoba memberikan masukan-masukan tentang dasar Negara apabila bangsa Indonesia telah merdeka lepas dari penjajahan.
Peringatan Hari Lahir Pancasila di setiap tanggal 1 Juni ini harus kita manfaatkan sebagai momen pengingat, momen pemacu dan momen aktualisasi nilai-nilai Pancasila. Marilah kita terus amalkan warisan mulia para founding fathers ini untuk kemajuan bangsa, dan sekaligus juga menjadi sumbangsih Indonesia kepada masyarakat dunia.
Negara manapun di dunia ini akan selalu berproses menjadi masyarakat yang bhineka dan majemuk. Seringali kemajemukan ini juga di bayang-bayangi oleh resiko intoleransi, ketidak-bersatuan dan ketidak-gotongroyongan. Saatnya kita berbagipengalaman dalam berbhineka tunggal ika, dalam bertoleransi serta dalam membangun persatuan dan kebersamaan. Saatnya kita berbagi pengalaman dalam mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.