PK,.Bali, 19 Juli 2018 – Badan Keamanan Laut RI bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri RI dan Pemerintah Amerika Serikat mengadakan kegiatan Asean Regional Forum (ARF) Best Practices in Maritime Data Analysis to Strengthen Regional Maritime Security. Kegiatan ini dipimpin oleh Direktur Kerja Sama Bakamla RI, Dade Ruskandar, S.H., M.H. selaku ketua panitia.
Kegiatan yang akan berlangsung tiga hari
itu dibuka pada selasa (17/7). Forum yang cukup banyak menarik perhatian negara-negara di kawasan ini dibuka oleh Sekretaris Utama Bakamla RI Marsekal Muda TNI Widiantoro, M.B.A. selaku perwakilan dari Indonesia dan Penasihat Senior Hubungan Amerika Serikat dengan ASEAN dari Department of Navy, Amerika Serikat Christopher Merrit, selaku perwakilan dari Pemerintah Amerika Serikat.
Berdasarkan pembukaan dari Sestama Bakamla RI, kegiatan ini bertujuan untuk bertukar ide dan pengalaman dalam peningkatan kapasitas analisis data maritim guna pelaksanaan penegakan hukum. Oleh karena itu, kegiatan ini mendiskusikan beberapa topik, antara lain platform for displaying and analyzing maritime data, fusion of maritime data to combat IUU fishing, data analysis and info sharing, vessel traffic information, dan berbagai topik lainnya. Kegiatan ini juga diisi oleh paparan dari para peserta perwakilan negara undangan dan organisasi seperti INTERPOL, IMO, UNODC, ICITAP, dan C4ADS.
Salah satu paparan yang mendapatkan sambutan positif adalah paparan yang disampaikan oleh Staf Analis Sistem Informasi dan Jaringan Bakamla RI Demo Putra, S.T., M.Eng. Materi yang disampaikan terkait citra data maritim dengan tajuk ‘Platform and Software for Displaying and Analyzing Maritime Data’.
Tidak hanya itu, materi terkait analisis anomali kapal yang disampaikan oleh Kasi Pengelolaan Pertukaran Informasi Bakamla RI Adriansyah Putra Harahap, S.Si., M.S., juga mendapatkan tanggapan serius oleh peserta forum. Materi dengan judul ‘Analyzing Vessel Tracking Based on Its Anomalous Behavior’ cukup menyita perhatian peserta forum yang hadir.
Lebih lanjut, kegiatan berjalan lancar dengan melibatkan partisipasi aktif dari berbagai peserta. Selain tercapainya tujuan utama dari kegiatan ini, kerja sama yang terjalin antara Bakamla RI beserta perwakilan dari negara lainnya dapat tercipta dengan baik.
Pertemuan ini dihadiri oleh sepuluh negara yang terdiri dari Indonesia, Jepang, Amerika, Vietnam, Australia, Srilanka, Kanada, Kamboja, Cina, dan Thailand. Negara-negara tersebut diwakili oleh berbagai instansi meliputi instansi negara maupun dari sektor swasta/non-pemerintah.