TNI terus melakukan pendampingan kepada warga Suku Mausu Ane, kali ini puluhan ibu ibu Persit Kodam XVI/Pattimura turut membantu masyarakat terasing di Dusun Siahari, Desa Morokay, Kecamatan Seram Utara Timur, Kabupaten Maluku Tengah, Ambon (29/7/2018)
Camp penampungan Suku Mausu Ane, suku pedalaman Hutan Seram didirikan oleh Kodam XVI/Pattimura menampung sekitar 113 jiwa dari 170 jiwa baik Dewasa, anak-anak bahkan lansia. Saat ini bertambah 1 kk menjadi 116 jiwa.
Pagi ini Satgas Penanggulangan Bencana Suku Mausu Ane didampingi anggota Persit Kodim 1502/Masohi, membagikan sejumlah pakaian, alat mandi, alat belajar dan selimut kepada masyarakat Suku Mausu Ane.
Puluhan anak tertawa gembira saat mereka mendapatkan sejumlah pakaian, alat mandi, alat belajar dan selimut tersebut. Mereka terlihat gembira, belajar, bermain dan ceria.
Bukan hanya anak-anak, orang tua dan lanjut usia yang berada di tempat itu, juga terlihat antusias. Mereka berbaur dan saling menghibur.
Para ibu Persit Kodim 1502/Masohi dipimpin oleh Ibu Laode, istri Danramil 1502-05/Wahai juga ikut memperkenalkan alat mandi, cara mandi dan sikat gigi kepada mereka.
“Kami menyiapkan bantuan pakaian untuk diserahkan ke Kodim, selanjutnya diberikan kepada saudara kita. Semoga, bantuan ini dapat bermanfaat, membantu saudara -saudara kita,”ungkapnya.
“Mereka (Suku Mausu Ane) juga diberikan pengetahuan cara makan yang benar dengan menggunakan piring. Sedang ibu-ibu Suku Mausu Ane juga diberikan pengetahuan tata cara berbusana yang baik, cara memasak dengan menggunakan alat dapur dan pengetahuan tentang kesehatan,”ujar Ibu Laode.
Meski kesulitan dalam berkomunikasi, dikarenakan masyarakat Suku Mausu Ane yang tidak bisa berbahasa Indonesia bahkan bahasa ambon, tadi menyurutkan ibu-ibu Persit dalam memberikan perhatian yang tulus kepada anak-anak Suku Mausu Ane.
“Bagi kami bahasa formal tidak lah terlalu utama, kami yakin ketulusan dan sentuhan rasa sayang ini, akan membuat mereka mengerti dan merasa nyaman seperti bersama keluarga sendiri” pungkas Ibu Laode
Sebagai informasi, saat ini ada salah satu masyarakat Suku Mausu Ane atas nama Loaki Boiratan (43 tahun) yang sempat mengalami dehidrasi dan mengalami penurunan tensi. Selama sebulan, Loaki hanya makan umbut nibong (pucuk nibong), sehingga harus digendong saat turun dari gunung karena tidak mampu berjalan. Namun saat ini telah ditangani langsung oleh tim medis.