PK. Jakarta 28 Juli 2018– KRI Yos Sudarso yang sedang melaksanakan Operasi Laga Sagara-18/Siaga Purla BKO Guspurla Koarmada I berhasil menangkap kapal Tanker MT Hai Soon X dengan bobot 1.914 GT bermuatan minyak solar sebanyak 2.500 ton di perairan Natuna, Kamis (26/7/2018) .
Panglima Koarmada I Laksamana Muda (Laksda) TNI Yudo Margono dalam Ekspose Perkara yang di gelar di Lanal Batam mengatakan, pemeriksaan dan penangkapan bermula saat Tim Patroli AL ketika itu curiga dengan kapal yang berbendera asing masuk ke dalam perairan Indonesia. Kemudian saat hendak keluar perairan, petugas yang berpatroli langsung menangkap mereka.
“Kapal berbendera Cook Island dan masuk ke wilayah Natuna. Mereka masuk keperairan kita tanpa Izin. Kapal tersebut diduga menaikkan penumpang di perairan utara Bintan dan menurunkannya di sekitar perairan Ranai. Penumpang tersebut tidak terdapat dalam crew list serta kapal berlayar di perairan Indonesia tanpa dilengkapi Surat Persetujuan Berlayar. Atas dasar dugaan awal pelanggaran tersebut maka akhirnya kapal ditangkap,” ungkap Pangkoarmada I.
Dikatakan Laksda TNI Yudo, dalam kapal tersebut setidaknya ada 18 ABK dari berbagai negara. Ada yang dari Jepang, China dan Myanmar. Dari pengakuan para Abk, kapal tersebut berangkat ke Singapura dengan membawa muatan 2.500 Ton solar untuk dibawa ke wilayah Arab, namun setelah didesak ternyata kapal tersebut akan berlayar ke wilayah Taiwan.
“Dari surat dan pengakuanya berbeda. Katanya mau ke wilayah Arab tetapi mereka malah berlayar ke Taiwan. Bahkan mereka juga akan menuju ke Papua Nugini. Ini sangat jauh melenceng. Makanya kita masih melakukan pemeriksaan,” kata Yudo.
Saat ini kapal tersebut berada dalam pengawasan serta penjagaan ketat Lanal Ranai. Sejauh ini, petugas masih melakukan pemeriksaan kepada setiap ABK Kapal yang diamankan dalam peristiwa tersebut. Kendati mempunyai surat jalan untuk kapal ini, namun para ABK tidak bisa menunjukan surat dokumen untuk masuk ke wilayah Indonesia
Menurut Pangkoarmada I Laksda TNI Yudo, memang perairan Indonesia sangat rawan akan aktifitas penyelundupan, apalagi wilayah Kepri masuk dalam wilayah perbatasan.
“Prirotas kita Angkatan Laut adalah menjaga seluruh Wilayah Indonesia yang berbatasan dengan negara lain, khusus Koarmada I menjaga perbatasan di wilayah perairan barat Indonesia. Karena di perbatasan sangat rawan dengan aktifitas ilegal. Khusus untuk kasus ini kita akan terus melanjutkan penyelidikan. Karena baru ditangkap semalam tentunya butuh proses lagi,” tegas Pangkoarmada I.