Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Latihan Simulasi Penyelamatan Kapal Selam (PKS) Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa, M.Pd., yang kesehariannya menjabat Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Koarmada II, di hari kedua latihan Drill memberikan Briefing Latihan kepada peserta latihan guna memantapkan pelaksanaan Manuver Lapangan (Manlap) yang berlangsung 27 s.d. 30 Agustus 2018, bertempat di Dermaga Satsel Koarmada II, Ujung Surabaya. Jum’at, (24/08/2018).
Komandan Satgas Latihan Simulasi PKS dalam briefingnya, menyampaikan tentang materi yang diujikan dan penekanan tentang keselamatan latihan kepada seluruh peserta latihan simulasi PKS. Selanjutnya dalam latihan drill basah melaksanakan recovery escapes menggunakan MK-11 yang disimulasikan telah meluncur dari kapal selam sampai dengan muncul ke permukaan. Selain itu, dilaksanakan recovery oleh tim recovery yang terdiri dari Penyelam Dislambair dan Tim Kesehatan untuk mengujikan drill triase dan medical treatment di Chamber KRI Pulau Rengat-711 maupun Chamber Lakesla TNI Angkatan Laut.
Prosedur pencarian serta penyelamatan kapal selam melalui aplikasi operasi SAR laut ini melibatkan unsur-unsur di atas air seperti, KRI Sultan Iskandar Muda-367, KRI Pulau Rengat-711, KRI Spica-934 dan unsur bawah air yaitu kapal selam KRI Nanggala-402, serta tim pendukung dari Basarnas maupun unsur udara Puspenerbal yang menugaskan CN-235 P-8301 dan Heli Panther HS-4027.
Melalui Operasi penyelamatan kapal selam yang ditandai dengan Distressed submarine (Dissub), dimana kapal selam yang sedang mengalami kedaruratan harus segera diselamatkan. Salah satu metode penyelamatan kru kapal selam adalah dengan tower escape dimana para kru melalui conning tower kapal selam meluncur ke permukaan dengan menggunakan baju Submarine Escape Immersion Equipment (SEIE) MK-11. Setelah para kru/escapees timbul di permukaan selanjutnya tim recovery segera dibawa ke EGS yang dilengkapi dengan peralatan medis termasuk di dalamnya chamber untuk melaksanakan perawatan medis.
Pada kondisi ini EGS harus sigap dan cepat. Gerak mereka dicatat dalam sebuah kesatuan waktu selama misi penyelamatan.Time to first rescue adalah total waktu yang dibutuhkan sejak zero time (dinyatakan dalam kondisi darurat) sampai dengan awak pertama berhasil diselamatkan.