PORTAL-KOMANDO. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang berdiri sejak tahun 1973 dibawah kepemimpinan H. D.J Naro sebagai ketua umum pertama nya kini sedang dilanda konflik dualisme kepengurusan. Yaitu, kubu Romahurmuzy dan kubu Humprey Djemat.
Kenyataan ini jelas merugikan kedua belah pihak kubu partai berlambang kabah tersebut, satu persatu pengurus pun mulai meninggalkan PPP dan pindah ke partai lain. Sebenarnya upaya damai sudah beberapa kali dilakukan tapi pada akhirnya selalu menemui jalan buntu. Hingga akhirnya kepengurusan PPP kubu Humprey Djemat memutuskan untuk melibatkan organ pendiri Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai mediator untuk menuju jalan damai.
Di antara hal yang paling pokok dari islah ini adalah untuk tujuan jangka panjang dari PPP. Oleh karenanya kita sekarang ini akan melakukan ber silahturahmi ke 4 fusi ormas pendiri PPP. Yaitu Nahdlatul Ulama (NU), Serikat Islam (SI), Persaudaraan Muslim Indonesia (Parmusi), dan Perti Tarbiyah, dalam upaya menyelamatkan partai.
Dalam kunjungan silahturahmi tersebut kita melaporkan secara resmi atas mundurnya Djan Faridz sebagai ketua umum PPP Muktamar Jakarta dan digantikan oleh saya sebagai pejabat plt, kita berharap 4 fusi pendiri PPP mau membantu dalam upaya mempersatukan dualisme kepengurusan.
Hal ini yang disampaikan Humphrey kepada wartawan di kantor DPP Syarikat Islam, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat dalam salah satu safari kunjungannya ke empat lembaga pendiri PPP yaitu NU, Sarekat Islam, Parmusi dan Perti Tarbiyah, Jum’at (10/8).
Tujuan utama kita berkunjung ke 4 Fusi pendiri PPP tentu pertama silaturahmi, antara anak dan Bapak dan yang kedua kalau kita sudah bicara PPP, secepatnya kita harus bersatu,” ujarnya.
Kita sudah keliling kemarin ke PBNU, syukur Alhamdulillah Ketua PBNU juga menginginkan kita Islam dan sekarang ke sini. Minggu depan kita atur pertenuan lagi ke Parmusi dan Perti. Kalau ada 4 organ pendiri PPP ini kita anggap punya punya kewibawaan dan lembaga yang tepat sebagai mediator untuk mempersatukan PPP karena mereka yang mendirikan PPP, tentunya punya panggilan moral. Apalagi ketua Serikat Islam abang Hamdan Zoelva mantan ketua Mahkamah Konstitusi, sebuah Lembaga yang berpengalaman sebagai Mediator. Nanti tinggal teknis aja karena kalau langsung-langsung, sudah 4 tahun ini nggak bisa ,” ujar Humphrey.
Sementara itu ketua Serikat Islam DR. H. Hamdan Zoelva mengatakan akan membantu upaya islah tersebut dan siap menjadi mediator. Yang penting jalin terus Silahturami. Jadi nanti ia akan menghubungi pimpinan NU, Parmusi dan Perti untuk membahas persoalan ini. Dan dalam islah nanti yang dicari utamanya bukan untuk mencari siapa yang menang dan kalah. Tapi tujuan utamanya adalah persatuan dari dualisme kepengurusan PPP, karena perpecahan itu merugikan umat. Maka masing-masing pihak harus saling membuka hati, tuturnya.
Kalau masing-masing sudah mau membuka hati, nanti tinggal teknisnya saja. Tutur mantan ketua mahkamah kontitusi ini.( Andi).