Guna meringankan beban korban Gempa serta memaksimalkan bantuan kepada korban gempa bumi Lombok-NTB, ormas PATRON (Patriot Nasional) pimpinan Brigjen TNI Purn. Drs. Abdul Salam membentuk Posko Tanggap Darurat di dua titik pengungsi.
Komandan Satgas PATRON Pusat, Marwanto J.R. mengatakan pendirian Posko Tanggap Darurat Satgas PATRON NTB guna meringankan beban masyarakat yang sedang tertimpa musibah alam sekaligus sebagai bukti bakti kita kepada negeri.
“Sejak terjadi gempa bumi di Lombok-NTB, Satgas PATRON Provinsi NTB langsung bergerak mendirikan Posko di dua titik, yaitu Kecamatan Pemenang Lombok Utara dan Kec. Narmada Lombok Barat.” ujar Marwanto Wakil Sekretaris Jenderal DPP PATRON di Mataram, 15/8/2018.
Dia menjelaskan, bahwa Satgas PATRON yang tersebar di 26 Provinsi di Indonesia siap siaga dan tanggap begitu ada bencana alam, dengan modal pengalaman dan kegigihan membantu masyarakat tiap kali terjadi persitiwa alam Satgas PATRON hadir bersama relawan lainnya.
Saat ini ormas PATRON terus menyalurkan bantuan sosial, dan sandang, pangan serta obat-obatan yang tersebar di wilayah korban gempa bumi Lombok-NTB.
Mereka fokus menyalurkan bantuan yang berada di pelosok dusun, desa terpencil. Sehingga dapat dipastikan semua warga korban tersentuh bantuan.
Sementara Danyon Satgas PATRON NTB, I Wayan Tusta bersama Julian H. Efendi, Asslog Satgas PATRON Pusat menambahkan keberadaan Satgas PATRON NTB bukan hanya bantuan sandan dan pangan, yang utama adalah tenaga relawan.
“Satgas kita lebih merelakan tenaganya sebagai relawan penyaluran bantuan dengan cara mendata korban, kebutuhan apa yang mendesak dibutuhkan para pengungsi, kemudian mencari posko-posko dimana telah tersedia bahan atau barang yang belum tersalurkan masih menumpuk.” Ujar Wayan Tusta bersemangat.
Gempa bumi berkekuatan 7 SR mengguncang pulau Lombok-NTB sampai saat ini telah menelan 458 korban jiwa dan 697 luka berat serta 709 luka ringan korban gempa bumi.
Gempa bumi ini sempat beredar isue Tsunami, namun pihak BMKG memastikan tidak ada potensi tsunami sebagaimana masyarakat Lombok khawatirkan.