Jayapura, (2/8) Kegiatan Pembinaan Teritorial (Binter) yang dilakukan oleh Satgas Yonif Para Raider 501 Kostrad di Daerah penugasan Papua berhasil membuat masyarakat perbatasan Papua sadar akan larangan dan bahaya menyimpan senjata api dirumahnya
Melalui kegiatan Binter di bidang keagamaan, Prajurit Satgas Perbatasan menerima senjata api jenis Mauser dari masyarakat Papua. Mauser adalah senjata api buatan Negara Jerman yang sering digunakan oleh Angkatan Bersenjata Negara Jerman.
Dansatgas menjelaskan senjata api Mauser tersebut bukan diterima langsung dari si pemilik senjata. Si pemilik senjata tidak berani bertemu dan menyerahkannya langsung kepada pihak Satgas dengan alasan keselamatan diri dan keluarganya. Sehingga ia menitipkan senjata api tersebut kepada seorang tokoh Agama (Vikaris) berinisial AN (48 tahun) yang telah ia percaya untuk diserahkan kepada pihak Satgas.
Prajurit Satgas sendiri aktif dalam bidang keagamaan dan sering berkomunikasi dengan AN yang berprofesi sebagai Vikaris. Setelah mengumpulkan beberapa informasi dari AN, akhirnya pihak Satgas sepakat untuk melaksanakan anjangsana ke kediaman AN di Kampung Skouw Mabo, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, untuk menerima senjata api yang dimaksud.
Saat di kediamanya, AN menyampaikan senjata api tersebut milik orang tua dari salah seorang jemaat gereja berinisial OL. AN juga menjelaskan bahwa kedua orang tua OL adalah simpatisan aktif dari KKSB yang saat ini telah meninggal dunia. “OL tergugah hatinya untuk menyerahkan senjata api tersebut karena ia tidak ingin ada lagi orang yang dicintainya meninggal sia sia karena senjata api tersebut”, tutur AN.
Saat ini senjata api tersebut telah diserahkan kepada pihak Komando Pelaksana Operasi (Kolakops) Korem 172/PWY, Jalan Padang bulan Abepura-Hedam, Heram, Kota Jayapura. Prajurit Satgas berharap, masyarakat Papua bisa mencontoh sikap positif yang dilakukan oleh OL. Senjata api adalah barang yang sangat berbahaya yang dapat menimbulkan korban jiwa apabila disalahgunakan.