Kekejaman KKB Merampas Kehidupan Dan Masa Depan Seorang Arjuna

Kekejaman KKB Merampas Kehidupan Dan Masa Depan Seorang Arjuna

TNI AD

PK,.PAPUA,.Terbesit dibenak kita kekejaman yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata yang menewaskan sepasang suami istri di Nduga. Keluarga almarhum Hendrik Sattu dan Margareta Polli, pasangan suami istri yang tewas ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Koteka, Buah Tengah Distrik Kenyam KKB Pada tanggal 25 Juni 2018

Kejadian berawal dari penembakan Pesawat Trigana Air Twin Otter yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Pesawat tersebut berangkat dari Wamena menuju Kenyam yang membawa Anggota BKO Brimob sebanyak 15 orang untuk Pengamanan Pilkada. Akibat dari penembakan tersebut Abdillah Kamil (Pilot Pesawat) kena serpihan Peluru dibagian bahu sebelah kanan dan kepala bagian belakang.

Tidak jauh dari ujung landasan tepatnya di Kampung Koteka, Buah Tengah Distrik Kenyam KKB sekitar 16 orang bersenjata laras panjang jenis AK-47 6 pucuk, FNC 2 pucuk dan Pistol 2 pucuk yang lainnya bersenjata panah, tombak dan golok menganiaya masyarakat sipil. Mereka memaksa Masyarakat keluar rumah, setidaknya 8 orang warga pendatang dikumpulkan dan diperintahkan duduk di depan teras.

Berselang kemudian Ibu Margaretha Pali 28 tahun yang dalam ketakutan sedang memeluk anaknya (Arjuna Kola 6 tahun) ditembak di bagian kepala, dan luka kena parang di lengan kiri. Hampir bersamaan suaminya atas nama Hendrik Sattu Kola 38 tahun ditembak di bagian perut serta kena parang di kaki kanan bagian betis.

Mendengar suara tembakan 5 orang lainnya spontan melarikan diri, namun nahas bagi Zainal Abidin 20 tahun saat hendak melarikan diri tertembak di bagian rusuk. Demikian dituturkan A. Ahmad 22 tahun (asal Bugis) dan Dani 19 thn (asal Toraja) warga yang berhasil selamat melarikan diri.

Sedangkan Arjuna Kola 6 tahun yang masih duduk di bangku TK Putra semata wayang dari pasangan Hendrik dan Margaretha tidak luput dari pembantaian dan mengalami luka mengangah akibat kena parang di kepala bagian pelipis kiri nyaris sampai ke hidung.
Akibatnya bocah TK yang kecil lucu dan lugu itu kehilangan kedua orang tua yang disayanginya sekaligus mengalami penderitaan cacat di wajah akibat kampak yang di sayatkan di wajah seumur hidupnya.

KKB selain terus melakukan teror pada aparat keamanan, juga meneror warga sipil yang tidak berdosa, selain melakukan kekerasan, KKB juga merampas harta warga hingga memperkosa perempuan

KKB juga memaksa warga menyerahkan harta berharga milik masyarakat di bawah todongan senjata api. Jika tidak, KKB tidak segan-segan membunuh para warga. bahwa kelompok kriminal bersenjata ini sudah melakukan pelanggaran HAM berat. Untuk itu, Polri dan TNI harus terus mengejar KKB hingga tuntas.

Kekejaman KKB harus segera di akhiri, tidak ada sebuah tindakan yang mengatasnamakan kebenaran tetapi dengan melakukan kejahatan, tidak ada sebuah tindakan yang mengatasnamakan mencari keadilan tetapi terus melakukan kekejaman. Hal itu hanyalah sebagai kedok untuk mencari pembenaran, yang sesunggunya adalah menghancurkan harapan, menghancurkan masa depan yang menghambat pembangunan menuju keterbelakangan yang berkepanjangan.