Dalam rangka memperingati HUT Ke-73 TNI, HUT Ke-57 Korem 071/Wk dan Dies Natalis Ke-55 Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Korem 071/Wk bersama dengan Civitas Akademika Unsoed melaksanakan Ziarah dan Silaturahmi ke keluarga Pangsar Jenderal Besar Soedirman, Kamis (13/9/2018).
Ziarah di Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa Semaki Yogyakarta dan Silaturahmi di Museum Dharma Wiratama Yogyakarta.
Sebelum kegiatan silaturahmi ke keluarga Pangsar, dilaksanakan Ziarah ke Makam Pangsar Jenderal Besar Soedirman di TMP Kusumanegara Semaki Yogyakarta.
Sambutan hangat serta apresiasi yang tinggi menyertai silaturahmi Korem 071/Wk dan Civitas Akademika Unsoed oleh perwakilan keluarga, putra bungsu Pangsar, Bpk.Ir.H.Mohammad Teguh Soedirman.
Dalam sambutannya, Ir.Mohammad Teguh Soedirman menyampaikan selamat datang kepada Ws.Kasrem 071/Wk yang mewakili Danrem 071/Wk Kolonel Kav Dani Wardhana, S.Sos., M.M. M.Tr (Han) beserta prajurit Korem 071/Wk dan Rektor Unsoed Prof. DR.Ir.Suwarto,M.S., beserta civitas akademika dan mahasiswa Unsoed di Museum Dharma Wiratama Yogyakarta. Dengan harapan semoga dengan kedatangan ini dapat menambah wawasan kebangsaan dan ilmu pengerahuan khususnya sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Dan dengan kedatangan ini pula dapatnya tertanam nilai-nilai kejuangan Pangsar Jenderal Besar Soedirman bagi sefenap prajurit Korem 071/Wk maupun civitas akademika dan mahasiswa Unsoed. Karena dengan mengetahui sejarah perjuangan bangsa dan meneladani nilai-nilai luhur Pangsar, generasi muda bangsa khususnya para mahasiswa Unsoed sebagai penerus perjuangan bangsa dan calon-calon pemimpin bangsa kedepannya dapat mengisi kemerdekaan dengan kegiatan positif, kreatif dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh untuk kepentingan dan kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
Dikatakan, Pak Dirman selalu teguh dan gigih dalam memperjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. “Walaupun beliau pada saat itu dalam kondisi sakit parah dan baru melaksanakan operasi paru-parunya, namun beliau tetap berpegang teguh dan berprinsip memimpin gerilya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia”, terangnya.
“Mendengar kabar ada agresi Belanda yang melanggar perjanjian Renvile, beliau seperti memiliki kekuatan baru dan dalam kondisi sakit pasca operasi beliau langsung menuju gedung agung untuk menemui Presiden Soekarno”, lanjutnya.
Pertemuannya dengan Presiden Soekarno tersebut, untuk memohon ijin kepada Presiden untuk memimpin gerilya, karena Presiden harus tetap berada ditempat. Dengan tekad dan semangat baja, beliau Pangsar Jenderal Besar Soedirman usai mendapat ijin dari Presiden, langsung memimpin gerilya. Semangat pasukan Republik Indonesia saat itu kembali berkobar baik yang beliau pimpin langsung maupun diseluruh tanah air untuk berjuang kembali merebut kemerdekaan Indonesia.
Dikatakan bahwa sebenarnya saat itu, Presiden dan para dokter yang merawat beliau menyarankan untuk tetap tinggal dirumah. Namun beliau justru mengungkapkan tekadnya memimpin gerilya.
Putra bungsu Pak Dirman ini menyampaikan “Yang sakit Soedirman, Panglima Besar tidak pernah sakit”, jelasnya.
Perjalanan beribu kilometer beliau lakukan walaupun dalam kondisi sakit memimpin gerilya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, hingga menjadikan Republik Indonesia tetap berdiri disaat Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh.Hatta ditawan Belanda.
“Keberadaan beliau sebagai Panglima dan pemimpin pasukan ditengah pasukannya walaupun dalam kondisi sakit, menjadikan semangat bagi kita untuk meneladani nilai-nilai kejuangan bagi generasi muda bangsa sebagai pewaris perjuangan bangsa kedepannya. Semangat nasionalisme dan jiwa patriotisme Pangsar Jenderal Besar Soedirman perlu kita teladani sebagai anak bangsa Indonesia.
Harapannya, agar Korem 071/Wk dan Unsoed Purwokerto dapat meneladani semangat juang dan rela berkorban demi bangsa dan negara tanpa pamrih, berjuang sesuai sesuai tugas masing-masing untuk kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
“Pilihan kepada Soedirman bukan diplomanya, tetapi pilihan kepada Soedirman adalah kepada jiwanya. Walaupun ketika badannya sehat sekalipun tubuhnya hanya sederhana landai, tetapi matanya berapi, mata yang tidak mengenal patah semangat dalam menuju cita-cita besar.
“Prinsip Pak Dirman Sapu Lidi, karena jika lidi dijadikan satu diikat menjadi sapu, akan menyapu segala kotoran yang ada. Demikian pula dengan kita sebagai bangsa Indonesia, ibarat kita lidi-lidi disatukan diikat menjadi satu akan menyatu, bersatu melawan segala permasalahan bangsa. Hal ini sebagai pesan moral untuk menyemangati perjuangan generasi muda bangsa Indonesia sebagai modal dan inspirasi khususnya bagi prajurit Korem 071/Wk dan civitas akademika serta mahasiswa Unsoed dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa Indonesia, mengisi kemerdekaan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia.
Sementara itu, Rektor Unsoed Prof.Dr.Ir.Suwarto,M.S., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang tinggi atas sambutan yang diberikan perwakilan keluarga dalam hal ini Bpk.Ir.Mohammad Teguh Soedirman.
“Kami bangga menjadi Universitas yang menyandang nama besar Jenderal Soedirman, diharapkan dengan hal ini karakter Pangsar dapat terus terpatri dan melekat disanubari setiap civitas akademika, mahasiswa maupun alumni Unsoed”, ungkapnya.
Dikatakan bahwa selain bidang akademik, Unsoed juga menekankan pembangunan karakter yang dijiwai semangat nilai-nilai kejuangan Pangsar Jenderal Besar Soedirman.
“Kami bangga dan kami akan berusaha dengan sekuat tenaga turut serta melaksanakan amanah Panglima Besar Jenderal Besar Soedirman sesuai bidang dan tugas masing-masing untuk memajukan bangsa dan negara Indonesia”, terangnya.
Diharapkan pula, para lulusan Unsoed berbeda dengan lainnya, paling tidak selain menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, mereka juga mempunyai karakter seperti Pangsar.
“Kegiatan ini sebagai momentum bagi kami untuk meresapi perjuangan-perjuangan Pangsar yang merupakan jatidiri dan filosofi almamater, sebagai dasar dalam berkehidupan sehari-hari, sehingga warga Unsoed menjadi yang terdepan dalam hal kontribusi bagi masyarakat”, terangnya.
“Nilai-nilai luhur Pangsar akan kami wariskan kepada anak didik kami para mahasiswa, karena dipundaknyalah masa depan sebagai generasi muda pewaris perjuangan bangsa memajukan bangsa dan negara dan untuk kepentingan bangsa dan negara”, jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Danrem 071/Wk Kolonel Kav Dani Wardhana, S.Sos., M.M., M.Tr (Han) dalam sambutannya yang disampaikan Ws.Kasrem 071/Wk Letkol Inf Drs.Fajari menyampaikan pengorbanan Panglima Besar Jenderal Soedirman sangatlah besar bagi bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia, walaupun beliau dalam keadaan sakit tapi tetap memimpin gerilya untuk mempertahankan keutuhan dan kedaulatan NKRI.
Karena itu, saya selaku Danrem 071/Wk beserta segenap prajurit Korem 071/Wk dan civitas akademika Unsoed menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas jasa dan perjuangan beliau. “Dalam konteks ini, maka kewajiban kita untuk mengingatkan kepada generasi muda bangsa, bahwa apa yang kita nikmati sekarang adalah buah dari perjuangan para pendahulu kita. Dimana para pahlawan telah mewariskan kepada kita bekal kemerdekaan dalam bentuk NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dengan demikian, tugas kita sebagai generasi muda bangsa adalah memelihara, menjaga dan mengisi kemerdekaan tersebut sepanjang waktu sesuai dengan cita-cita Proklamasi”, terangnya.
“Mari kita jadikan momentum ziarah ini sebagai sumber inspirasi dan motivasi untuk terus berjuang menghadapi berbagai masalah kebangsaan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia”, ajaknya.
Dikatakan pula, momentum ziarah ini guna mengedepankan sikap dan nilai-nilai kepahlawanan dalam menyikapi situasi dan kondisi saat ini. Seperti berani karena benar, cinta tanah air, rela berkorban tanpa pamrih, percaya pada kekuatan sendiri, pantang menyerah dan senantiasa berdoa kepada Allah SWT dalam kondisi dan suasana apapun”, paparnya.(Kamsi Gautama)