Bencana gempa dan tsunami yang terjadi di Donggala, Palu dan sekitarnya menimbulkan luka yang mendalam. Tak hanya menghancurkan berbagai bangunan, korban jiwa pun berjatuhan.
Untuk membantu dan meringankan korban bencana, TNI bergerak cepat dengan membentuk Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) yang berisi Satuan Tugas (Satgas) dari AD, AL dan AU.
TNI AU dengan Satgasudnya, sesuai perintah pimpinan segera menyiapkan pesawat serta personel untuk dikirim ke daerah bencana. Sebanyak 12 pesawat angkut Hercules C-130 dan CN-295 serta Helikopter TNI AU disiagakan dan diberangkatkan untuk memberikan bantuan pertama kepada para korban.
Tak hanya pesawat, dalam kesempatan pertama, 100 orang prajurit Paskhas berkemampuan PLLU, Pengendalian Pangkalan (Dallan) serta SAR juga dikirimkan untuk memberikan bantuan serta agar Bandara Mutiara Sis Al-Jufri di Palu dapat beroperasi sementara, sambil menunggu proses perbaikan.
Dalam perjalanan penanganan gempa, banyak negara sahabat dan donatur yang bersimpati dan memberikan bantuan kepada negara Indonesia sebagai bentuk kepedulian terhadap bencana yang terjadi di Indonesia. Total 23 negara dan donatur memberikan bantuan berupa personel, logistik serta pesawat angkut.
Sesuai kebijakan, penerimaan serta pendistribusian bantuan yang diberikan bagi para korban bencana difokuskan pada tiga tempat yaitu Lanud Halim Perdanakusuma, Lanud Sultan Hasanuddin Makassar dan Lanud Dhomber Balikpapan.
Lanud Dhomber Balikpapan sendiri dijadikan sebagai posko dari Satgasud TNI AU dan juga sebagai pusat penerimaan bantuan dari negara sahabat dan donatur, baik pesawat maupun logistik. Dengan kerja sama dari Bandara Sepinggan, bantuan yang diterima di simpan di Hanggar Bandara dan pesawat yang datang diparkirkan di Appron Bandara.
Tentu, dengan adanya hal tersebut membutuhkan koordinasi dan komunikasi agar semuanya dapat diatur dan berjalan dengan baik. Menyikapi hal tersebut, selama penanganan bencana alam, Satgasud TNI AU yang dipimoin Marsma TNI Eko Dono Indarto, S.IP., terus melakukan komunikasi, koordinasi serta konsolidasi yang intens dengan semua unsur untuk dapat membuat penjadwalan yang teratur dan sistematis.
Briefing rutin yang di gelar tim Satgasud TNI AU menjadi ajang untuk mengecek kesiapan serta saling berbagi informasi agar kegiatan penerbangan dapat berjalan lancar.
Sementara ini, sudah lebih dari 3400 ton bantuan yang terdiri dari tenda, water treatment, genset, sleeping kit, hygiene kit telah didistribusikan oleh pesawat-pesawat TNI AU dan negara sahabat ke Palu. Tak hanya itu, tim medis, relawan, pengungsi serta pasukan pengamanan juga diangkut menuju Palu untuk membantu para korban yang terdampak.
Selain itu, Satgasud TNI AU juga telah mengevakuasi lebih dari 25.000 pengungsi dari Palu menuju beberapa tempat, serta mengangkut 900 lebih pengungsi yang kembali ke Palu.
Semua kegiatan tersebut tidak akan dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya pengendalian dan kontrol melekat yang terus dilakukan oleh Satgasud TNI AU.
Sebagai bagian dari Kogasgabpad TNI, Satgasud TNI AU akan terus melakukan upaya yang diperlukan dalam penanganan bencana alam di Sulawesi Tengah.