Bintal Korem 071/ Wijaya Kusuma Hadiri Peringatan Upacara Hari Santri Tahun 2018 Tingkat Kabupaten Banyumas.

Bintal Korem 071/ Wijaya Kusuma Hadiri Peringatan Upacara Hari Santri Tahun 2018 Tingkat Kabupaten Banyumas.

TNI AD

Banyumas Senin (22/10/2018) dimulai pukul 07.30 WIB s.d. 09.00 WIB bertempat di Alun alun Purwokerto telah dilaksanakan kegiatan Upacara Hari Santri Tahun 2018 Tingkat Kabupaten Banyumas dengan Tema” Bersama Santri

Damailah Negeri” . Bertindak Selaku inspektur Upacara Bupati Banyumas Ir H. Achmad Husein , sedangkan Komandan Upacara sdr. Khusni Albar (Dosen IAIN / Banser Kab Banyumas) dan Perwira upacara Arif Trianato S.Sos (Kabid Linmas Sat Pol PP) dengan penanggungjawab kegiatan Ir H. Achmad Husein (Bupati Banyumas)
Yang diikuti sekitar 3500 orang.

Hadir pada upacara tersebut antara lain Drs. Sadewo Tri Lastiono (Wakil Bupati Banyumas), AKBP Bambang Yudhantara Salamun, S.I.K (Kapolres Banyumas), Dandim 0701/Banyumas diwakili oleh Kapten inf Sugeng Pasi Ter 0701/Banyumas, Lettu CHB Mahmuddin Buntal Korem 071/ Wijaya Kusuma, Srieo SH, M.Si (Asisten Pemerintahan dan Kesra Kab. Banyumas), Sujadi (Kasi Pitung Pengadilan Purwokerto, DR KH Chariri Sofa M.Ag (Ketua MUI Kab Banyumas), H. Sabar Munanto, S.Ag. M.Pd.I. (Ketua PCNU Kab Banyumas), Drs. H Imam Hidayat M.Pd.I (Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas), Forkompimda Kab. Banyumas, Kepala OPD Kab. Banyumas, Perwakilan MTS, Man dan Para Santriwan Santriwati Pondok Pesantren di Kab. Banyumas

Rangkaian susunan acara pada upacara Hari Santri tersebut adalah Pembacaan Khotmil Quran, Mengheningkan Cipta, Pembacaan Naskah Pancasila, Pembacaan UUD 45, Pembacaan ikrar santri, Amanat Inspektur Upacara, Mars Santri, ubhanul Wathon dan Sukur
Penutup

Adapun Pasukan peserta Upacara meliputi 1 (SST) Kodim 0701/Banyumas)
, 1 (SST) Polres Banyumas, 1 (SST) Siswa SPN Purwokerto, 1 (SST) PNS Kheki Kab. Banyumas,
1 (SSK) Ormas Banser,
7 (Kompi) Santriwan Santriwati Ponpes Se Kab. Banyumas.

Sambutan oleh Ir H. Achmad Husein (Bupati Banyumas) Pada kesempatan ini Selaku pribadi menyampaikan selamat hari santri nasional kepada santri kabupaten Banyumas sebagai momentum santri menjaga kesatuan RI
. Lahirnya keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri merupakan babak baru dalam sejarah umat Islam Indonesia. Mulai hari itu, kita dengan suka cita memperingati Hari Santri yang merupakan wujud relasi harmoni antara pemerintah dan umat Islam, khususnya bagi kalangan kaum santri.

Selama ini kalender pemerintah yang menggunakan hitungan Masehi selalu mencantumkan tanggal merah ketika bertepatan dengan 1 Hijriyah sebagai Tahun Baru Islam. Tanggal itu memperingati peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW yang mempertemukan dua kelompok umat Islam, kaum Muhajirin dari Mekkah dan kaum Anshar sebagai penghuni Madinah.

Penduduk Madinah atau kaum Anshar tidak mempersoalkan momentum itu disebut Hijriyah yang identik dengan kaum Muhajirin. Justru sebaliknya, momentum itu membuahkan persaudaraan dan persahabatan yang sangat bersejarah bagi umat Islam, sehingga kedua pihak saling berkontribusi membangun masyarakat madani yang kemudian menjadi contoh ideal peradaban dunia. Belajar dari sejarah itulah, pemerintah sudah sepatutnya memberikan apresiasi bagi perjuangan kaum santri yang secara nyata memberikan andil besar bagi terbentuk dan terjaganya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, peringatan Hari Santri harus dimaknai sebagai upaya memperkokoh segenap umat beragama agar saling berkontribusi mewujudkan masyarakat Indonesia yang bermartabat, berkemajuan, berkesejahteraan, berkemakmuran dan berkeadilan.

Kalangan pesantren dalam hal ini adalah para kiai, santri dan elemen umat Islam yang belajar kepada orang-orang pesantren diharapkan oleh segenap bangsa Indonesia untuk mencurahkan energinya dalam rangka menjaga keutuhan dan persatuan masyarakat di tengah situasi saat ini yang penuh dengan berbagai fitnah.

Berkaca pada sejarah, Hari Santri merujuk pada keluarnya Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 yang memantik terjadinya peristiwa heroik 10 November 1945 di Surabaya yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Resolusi Jihad adalah seruan ulama-santri yang mewajibkan setiap muslim Indonesia untuk membela kedaulatan Tanah Air dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Pada kenyataannya, Resolusi Jihad itu telah melebur sekat-sekat antara kelompok agamis, nasionalis, sosialis, dan seterusnya di kalangan bangsa Indonesia yang beragam latar belakang.

Resolusi Jihad telah menyeimbangkan spiritualitas individu yang bersifat vertikal (hablun minallah) dengan kepentingan bersama yang bersifat horizontal (hablun minannas) melalui fatwa ulama yang mendudukkan nasionalisme sebagai bagian dari sikap religius. Saudara-saudara peserta upacara yang berbahagia melalui upacara bendera Hari Santri kali ini, saya ingin menyampaikan bahwa Kementerian Agama pada peringatan tahun 2018 ini mengusung tema Bersama Santri Damailah Negeri’ .

Isu perdamaian diangkat sebagai respon atas kondisi bangsa Indonesia yang saat ini sedang menghadapi berbagai persoalan, seperti maraknya hoaks, ujaran kebencian, polarisasi simpatisan politik, propaganda kekerasan, hingga terorisme.

Hari Santri tahun ini merupakan momentum untuk mempertegas peran santri sebagai pionir perdamaian yang berorientasi pada spirit moderasi Islam di Indonesia. Dengan karakter kalangan pesantren yang moderat, toleran, dan komitmen cinta tanah air, diharapkan para santri semakin vokal untuk menyuarakan dan meneladankan hidup damai serta menekan lahirnya konflik di tengah-tengah keragaman masyarakat. Marilah kita tebarkan kedamaian, kapanpun, dimanapun, kepada siapapun.Selamat Hari Santri 22 Oktober 2018 bersama Santri Damailah Negeri.

Upacara Hari Santri Tahun 2018 Tingkat Kabupaten Banyumas di Alun-alun Purwokerto bertujuan
untuk memperingati peran besar kaum Kiai dan Kaum Santri dalam perjuangan melawan penjajah yang bertepatan dengan resolusi jihad dari mbah K.H. Hasyim Asyari pada tanggal 22 Oktober dan untuk bermuhasabah diri, memperbaiki kualitas pribadi demi kemajuan bangsa indonesia untuk kedepannya. (Kamsi Gautama)