Purbalingga – Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2018 menggema di mana-mana tak terkecuali di wilayah Kab. Purbalingga Jawa Tengah, Forkompimda Kab. Purbalingga beserta seluruh ribuan santri di wilayah Purbalingga melaksanakan istighosah dan pawai obor. (22/10)
Rangkaian Hari Santri Nasional di Purbalingga diawali sholawat, dzikir, doa dan tausiyah yang dipandu 30 mubaligh pada Sabtu (20/10). Sholawat diiringi kelompok musik Arabian Aljazera cirebon.
Di hari kedua Pemerintah Kab. Purbalingga mengadakan kegiatan pawai obor yang dimulai dari alun alaun Purbalingga dan finis di GOR Goentoer Djarjono Purbalingga. Pawai diikuti oleh ribuan santri dan pengasuh pondok pesantren di seluruh wilayah Kab. Purbalingga serta Masyarakat.
Sebelum dimulainya kegiatan tersebut Plt Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi S.E. B.Econ saat menyampaiakn sambutanyya mengatakan, Dahulu santri berangkat mengaji dengan penerangan obor. Pawai obor ini untuk mengenang santri jaman dulu yang sekarang meneruskan ilmunya kepada santri jaman milenia,” tuturnya
Pasi Ops Kodim 0702/Purbalingga Kapten Arm Mindoko yang turut serta hadir dalam kegiatan pawai obor bersama seluruh forkompimda, menjelaskan, kegiatan ini dihelat dalam beberapa kegiatan yaitu di mulai dengan do’a bersama kemudian dilanjutkan pawai obor dan upacara hari santri.
“kegiatan yangn sudah menjadi program rutin pemerintah Kab. Purbalingga ini, sekaligus sebagai wujud untuk mensyiarkan kepada generasi muda untuk bersama sama berjuang seperti yang di cerminkan oleh para pahlawan pejuang, bersama para santri dan ulama yang terbukti dan konsisten membina moralitas umat dan berjuang merebut kemerdekaan,”
Kapten Arm Mindoko juga menjelaskan, kegiatan ini adalah bentuk kecintaan kepada santri dan ulama. Dahulu, wasilah resolusi jihad NU (Nahdaltul Ulama) 22 Oktober 2016 menjadi semangat juang kaum sarungan mempertahankan Negara Republik Indonesia. Resolusi digelorakan, banyak para santri meregang nyawa demi satu mimpi Indonesia bebas dari penjajah.
“Sudah sepantasnya, bangsa Indonesia menghargai jasa para syuhada dengan menggelorakan syiar santri dan pesantren kepada masyarakat dan umat,” paparnya.(Kamsi Gautama)