Lembang-Dispenau (15/11). Berdirinya monumen pesawat tempur F-5 Tiger di Seskoau, mengingatkan pada cerita dan kisah pesawat tersebut mulai dari perencanaan, pengadaan, kedatangan, dan operasionalnya dalam mendukung tugas TNI AU. Cerita dan kisah paling banyak tentu dialami langsung oleh para penerbang dan kru darat pesawat F-5 yang pada akhirnya kini menjadi sejarah.
Secara harfiah, monumen pesawat tempur F-5 ini memiliki makna yang cukup mendalam, sehingga keberadaannya telah memberi arti bagi perjuangan penerbang TNI AU dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI.
Demikian sambutan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Yuyu Sutisna, S.E., M.M., saat meresmikan Monumen Pesawat Tempur F-5, di gedung Grha Widya Dirgantara, Mess Dwija Widya Loka II, serta Kantin Adem 86 di Seskoau Lembang, Bandung, Kamis (15/11).
“Dalam setiap peresmian penggunaan bangunan, saya selalu mengingatkan bahwa mendirikan bangunan ataupun merenovasinya merupakan hal yang mudah. Akan tetapi hal yang paling sulit dilakukan adalah memelihara dan merawat bangunan tersebut dengan baik dan apabila para pengelola dan pengguna tidak berkomitmen dan memiliki kepedulian yang tinggi pada bangunan, maka dapat dipastikan usia pakai akan pendek,” ungkap Kasau.
Menurut Kasau, memelihara dan merawat bukan dalam arti fisik saja tetapi melakukan berbagai upaya untuk menjaga citra positif keberadaan monumen pesawat, gedung Grha Widya Dirgantara, Mess Dwija Widya Loka II, dan Kantin Adem 86. Untuk itu, Kasau berpesan agar pihak pengelola senantiasa merawat dan memelihara dengan penuh tanggung jawab sehingga bangunan-bangunan tersebut dapat bermanfaat dan berguna sebagaimana mestinya.
Selama kunjungannya di Bandung, Kasau juga menyempatkan berkunjung ke Lafiau dan Sathar 14 untuk meninjau pemeliharaan D-check pesawat Boeing B-737 Skadron Udara 17.Turut hadir pada peresmian tersebut para Asisten Kasau serta pejabat Mabesau.