PK,.Jakarta, 12 Desember 2018 ——- Kapal perang jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), KRI Teluk Bintuni 520 melaksanakan debarkasi pasukan Batalyon Infanteri Raider Khusus 644/Walet Sakti yang telah kembali ke Bumi Khatulistiwa setelah selesai melaksanakan tugas operasi sebagai Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Indonesia – Papua Nugini di wilayah Kabupaten Keerom, Provinsi Papua.
Sebanyak 450 personel Yonif RK 644/WLS yang dipimpin langsung oleh Danyonif RK 644/WLS, Letkol Inf I Gede Setiawan tiba di Pelabuhan Dwikora, Kota Pontianak, baru baru ini.
Seperti di ketahui Prajurit TNI AD Yonif RK 644/WLS sebelumnya mendapat kepercayaan dari TNI Angkatan Darat untuk melaksanakan tugas operasi selama 9 bulan di wilayah sektor utara Provinsi Papua.
Kapal perang jenis Landing Ship Tank (LST) dengan komandan Letkol Laut (P) Suroto, M.Tr (Hanla), saat ini Rabu (12/12) tengah lintas laut di Perairan Pontianak menuju Belawan untuk mendukung pergeseran pasukan Satgas Pamtas RI – Papua Nugini sektor utara.
Pergeseran pasukan ke seluruh wilayah nusantara merupakan salah satu tugas pokok Kolinlamil sebagai pembina tunggal sistem angkutan laut militer. Selain mendukung pergeseran pasukan TNI ke daerah perbatasan dengan negara tetangga, Kolinlamil juga aktif dalam mendukung pergeseran pasukan, material dan logistik ke daerah-daerah rawan dan pulau-pulau terluar RI.
KRI Teluk Bintuni 520 yang sehari-hari dibawah pembinaan Satuan Lintas laut Militer (Satlinlamil) Surabaya terbuat dari baja khusus pada bagian hulu. Spesifikasi KRI Teluk Bintuni memiliki panjang 120 meter dengan lebar 18 meter, dan tinggi 7,8 meter. Kapal dengan draft 3 meter tersebut memiliki ketahanan di laut selama 20 hari dan mampu mendarat di pantai.
KRI Teluk Bintuni memiliki bobot 2.300 gross tonnage dan menjadi kapal jenis LST terbesar yang dimiliki TNI AL. Sebagai perbandingan kapal jenis LST yang telah dimiliki TNI AL adalah produksi galangan Tacoma, Amerika Serikat dengan bobot mati 1.800 gross tonnage, sementara yang lebih kecil produksi Jerman Timur jenis LST Frosch Class berbobot matinya hanya 1.530 gross tonnage.
Bobot yang besar pada KRI Teluk Bintuni-520 ternyata berkorelasi dengan tugas yang diemban TNI, di mana kapal perang ini dirancang untuk mampu membawa MBT (Main Battle Tank) Leopard milik TNI AD.
KRI Teluk Bintuni-52 didesain mampu membawa 10 unit Tank MBT Leopard 2A4 milik TNI AD yang berbobot mencapai 62,5 ton. Sebelumnya LST TNI AL hanya mampu membawa tank ringan dengan berat per tank hanya sekitar belasan ton.
Selain itu, KRI Teluk Bintuni-520 masih bisa membawa dua unit helikopter, kapal ini telah dilengkapi dua helipad dengan fasilitas hangar. KRI ini juga mampu menampung sekitar 400 prajurit. Dan kapal ini selalu dalam keadaan siap setiap saat mengawal NKRI.