JAMBI – Membangun pola kehidupan sosial seperti masyarakat umum bagi warga Suku Anak Dalam (SAD) tidak dapat dilakukan secara instan. Hal tersebut diungkapkan Komandan Komando Distrik Militer 0420/Sarolangun Bangko (Dandim 0420/Sarko) Letkol Kav Rohyat Happy Ariyanto dalam rilis tertulisnya, di Merangin, Jambi, Jumat (14/11/2018).
Warga SAD merupakan suku minoritas di Provinsi Jambi. Pola kehidupannya yang terus berpindah-pindah, membuat warga SAD hidup secara berkelompok dan tidak mengenal kehidupan seperti masyarakat umum lainnya. Pola kehidupan mereka yang masih sangat alami, menjadikan mereka layaknya orang terasing di rumah sendiri.
“Ini tentu menjadi keperihatinan kita bersama, sudah semestinya mereka mendapatkan kehidupan yang layak sebagaimana masyarakat umum lainnya,”ungkap Rohyat.
Menurut Lulusan Akmil Tahun 2000 ini, jika dihadapkan dengan kondisi saat ini, pola kehidupan nomaden dan memenuhi kebutuhannya hanya dari hasil berburu dan meramu dirasakannya sangat tidak layak.
“Meski sekarang banyak dari mereka yang telah memiliki lahan karet dan pertanian lainnya, namun seiring dengan hilangnya sumber daya hutan, kehidupan mereka sangatlah mengenaskan. Belum lagi jika dilihat dari aspek lainnya seperti pendidikan, kesehatan, perumahan yang layak termasuk dengan kehidupan sosial sebagai bagian dari masyarakat,”terangnya.
Dengan didasarkan pada kondisi warga SAD tersebut, sambung Dandim, TNI AD dalam hal ini jajaran Kodam II/Swj bersama dengan Pemkab Sarolangun melakukan berbagai kegiatan yang dapat menunjang humanisasi warga SAD.
“Disini Babinsa dan bahkan istri prajurit turut mengajar anak-anak SAD dan cara memasak kepada mereka. Itu semata-mata karena rasa kemanunggalan antara TNI – Rakyat,”kata pria yang juga lulusan Seskoad Tahun 2014 ini.
“Selain itu, bersama Pemda dan komponen masyarakat lainnya, kita juga sedang membangun perumahan terpadu dan berbagai kegiatan lainnya bagi mereka (warga SAD),” imbuhnya.
Lebih lanjut Letkol Kav Rohyat juga menyampaikan bahwa, proses untuk merubah pola kehidupan warga SAD harus dilakukan dengan penuh kesabaran dan kehati-hatian.
“Saudara-saudara kita ini, sudah terbiasa dengan cara hidup yang sudah turun-temurun dan mengakar kuat. Oleh karenanya, berbagai budaya atau aktifitas yang ditularkan, menjadi budaya baru dan memerlukan proses adapatasi yang tidak bisa secapat kita berkehendak,”ujarnya.
Kini warga SAD telah dibuatkan kawasan terpadu yang terletak di Desa Lubuk Jering, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Jambi, Dikawasan tersebut telah disediakan berbagai keperluan warga SAD, mulai perumahan, kesehatan, lahan garapan, sarana ibadah, hingga sarana olahraga.
“Kegiatan olahraga itu tidak hanya untuk menjaga kebugaran dan kesehatan, namun dapat membangun rasa kebersamaan, kegembiraan serta interaksi sosial dengan masyarakat lainnya,” tuturnya.
“Untuk itu, secara rutin anggota Kodim 0420/Sarko mengajak olahraga warga (SAD) bermain olahraga kelompok atau tim, seperti sepak bola dan bola voli,”imbuh Rohyat.
Di tempat terpisah, Kapendam II/Swj Kolonel Inf Djohan Darmawan mengatakan bahwa warga SAD secara bertahap mulai beradaptasi dengan lingkungan barunya. “Ini bisa dilihat dari aktifitas keseharian mereka. Salah satunya, keceriaan yang mereka tunjukkan ketika berolahraga bersama dengan anggota Kodim. Kemajuan ini sungguh menggembirakan. Semoga warga cepat beradaptasi dan dapat menjalani kehidupan seperti masyarakat umum lainnya,”ungkapnya.
“Bersama dengan Pemda, jajaran Kodam II/Sriwijaya berkomitmen untuk mengawal dan mendampingi serta membantu sampai warga tersebut bisa mandiri,” pungkasnya.