Dijelaskannya juga, sebelumnya jembatan penghubung antar desa sepanjang 70 meter dan lebar 2,5 meter yang berdiri di atas kali tersebut terputus di sisi bagian selatan (dari arah Desa Plompong ke Kaliloka) sepanjang kurang lebih 10 meter. Abutment dan oprit jembatan yang sebelumnya sudah mulai tergerus arus Kali Keruh, akhirnya hilang tersapu banjir bandang coklat pekat bercampur dengan material batu, pada Senin sore (21/1). Ini merupakan akses utama perekonomian, pendidikan dan kesehatan penduduk Plompong untuk menjangkau kecamatannya (7,1 kilometer selama 20 menit) serta desa lainnya.
Jadi jembatan ini merupakan jalan pendekat warga Plompong ketempat lainnya. Jika jembatan ini terputus, maka warga harus memutar jarak 3 kali lipat melewati Desa Cilibur wilayah Kecamatan Paguyangan, kemudian Desa Langkap Kecamatan Bumiayu untuk sampai ke Kantor Camat.
Mengatasi agar penduduk Plompong yang bekerja atau bersekolah di Desa Benda melewati sungai tersebut, maka ratusan orang meliputi TNI Koramil 10 Sirampog dan Polsek masing-masing 5 orang, SAR/Kokam (30) dan PU Sirampog (7), Perangkat Desa (8) serta masyarakat Plompong sejumlah 115 orang.
“Adapun sasaran kerja bakti adalah pembuatan jalan darurat untuk pejalan kaki serta mengalihkan arus air bagian selatan dengan membendung menggunakan batu kali agar tidak memperparah pondasi jembatan yang ambruk. Ini untuk rekonstruksi nantinya,” ungkapnya. (Aan0713).