Ini Yang Dilakukan Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 071 PD IV/Diponegoro

Ini Yang Dilakukan Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 071 PD IV/Diponegoro

TNI AD

Banyumas – Usai libur akhir tahun, Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 071 PD IV/Diponegoro, kembali melakukan aktivitasnya melaksanakan tugas dan kegiatan Persit Kartika Chandra Kirana dengan kegiatan pertemuan rutin dalam rangka menjalin silaturahmi dan meningkatkan kreativitas anggotanya melalui kegiatan pelatihan “Shibori”, Selasa (15/1/2019) di Gedung Pertemuan A.Yani Makorem 071/Wijayakusuma Sokaraja Banyumas.

Pertemuan rutin dan sekaligus pelatihan keterampilan ini, dihadiri Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 071 PD IV/Diponegoro Ny.Anita Dani Wardhana beserta Wakil Ketua, Pengurus Koorcab Rem 071, Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XVII Dim 0702/Purbalingga beserta Wakil Ketua dan pengurus serta perwakilan para pengurus Persit Kartika Chandra Kirana Cabang sejajaran Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 071, para Ketua Anak Ranting Titipan Balak Aju Kodam IV/Diponegoro beserta pengurus.

Pelatihan “Shibori” disampaikan Ny.Saras Andi Bagus, Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XVII Dim 0702/Purbalingga.

Ny.Anita Dani Wardhana dalam sambutannya menyampaikan, kerajinan tekstil “Shibori” berkembang sejak abad 16, ketika Jepang mulai terbuka dengan dunia barat dan pakaian tradisional sudah mulai ditinggalkan. “Kaum muda di Jepang mulai senang memakai kaos dan celana layaknya orang barat, berupa pewarnaan kain”, ujarnya.

Dikatakan, teknik pewarnaan dilakukan dengan mencelupkan kain pada zat pewarna alami dan memberikan perlindungan pada bagian kain tertentu yang tidak ingin diwarnai.

Pada mulanya, zat pewarna untuk kain shibori menggunakan bahan alami seperti kayu secang, kayu tegeran, rebusan kulit buah jolawe atau kulit kayu manggis. Seiring dengan kemajuan teknologi, pewarnaan shibori bergeser pada pewarna tekstil komersial. Sehingga sepintas teknik shibori mirip jumputan atau batik celup di Indonesia. Yang membedakan adalah, setiap teknik shibori mempunyai nana khusus yang memiliki arti. “Secara teknik, maka teknik shibori melakukan proses eksplorasi lebih pada teknik tekan atau sekka, lipat atau itajime, ikat atau arashi dan jahit atau nul”, terangnya.

“Maksud dan tujuan kegiatan ini, pada satu sisi untuk mengembangkan jiwa kreativitas para anggota Persit Kartika Chandra Kirana agar setiap waktu wawasannya bertambah, pengetahuan dan keterampilannya. Pada satu sisi lainnya, untuk menciptakan peluang wira usaha sekaligus menambah penghasilan ekonomi keluarga apabila ditekuni dengan baik”, jelasnya.

Ny.Anita berharap agar para anggota dapat menyerap dan mempelajari ilmu keterampilan ini sebaik mungkin, sehingga kedepan para anggota dapat dan mampu membekali diri dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan. Ia juga berharap, dengan kegiatan ini, ibu-ibu bila bergaul ditengah masyarakat akan percaya diri dan dihargai karena mempunyai kemampuan dan keterampilan yang dapat diberikan kepada mereka. “Bila ibu-ibu ajarkan pengetahuan dan keterampilan ini kepada masyarakat dilingkungannya,berarti ibu-ibu telah melakukan perbuatan baik berupa amal jariyah, karena telah memberikan ilmu pengetahuan, wawasan dan keterampilan bermanfaat bagi orang lain”, pungkasnya.(Kamsi Gautama)