Lantamal V (12/2), —Komandan Pangkalan Utama TNI AL V (Danlantamal V) Laksamana Pertama TNI Edwin, S.H,.M.Han menghadiri Upacara Pembukaan Gelar Operasi Gaktib dan Yustisi Polisi Militer TA. 2019, di Lapangan Upacara Kodam V Brawijaya Jl. Raden Wijaya No. 1 Surabaya, Selasa (12/2).
Dangartpap III / Surabaya, Mayjend TNI Wisnoe Prasetija Budi meminpin langsung jalannya upacara yang dikomandani Komandan Upacara Letkol Pom Wahyu Dwi Nugroho (Kadis Lidkrim POM Lantamal V) Yang diikuti kurang lebih 1000 Personil Gabungan TNI, Polri, PNS TNI dan Pemkot Surabaya.
Tampak hadir Kaskoarmada II, Kasdam V/Brawijaya, Kasgartap III/Surabaya, Danpuspenerbal, Wadanpasmar 2, Seklem AAL, Danpusdikpomal, Kabidpropam Polda Jatim, Para Dansatlak Jajaran Kogartap III / SBY, Para pejabat utama Polda Jatim dan Para Asisten Kasdam V Brawijaya.
Dangartap III / Surabaya dalam amanatnya mengatakan Operasi Gaktib dan Operasi Yustisi merupakan salah satu upaya memelihara dan meningkatkan profesionalisme prajurit TNI.
“Prajurit yang profesional adalah prajurit yang memahami hukum dan ematuhinya,” tegas Dangartab lll.
Pada tahun 2019 ini lanjut Wisnoe -saaan akrab Dangartab lll/Sby- adalah tahun politik sekaligus pelaksanaan Pesta Demokrasi. TNI berkornitmen dengan netralitasnya seraya berkonsentrasi pada upaya menjamin pelaksanaan Pemilu yang aman, damai, lancar, dan sukses.
Untuk itu operasi ini juga harus membangun kesadaran dan ketaatan atas komitmen netralitas TNI, pelaksanaan Operasi Gaktib dan Operasi Yustisi harus pula dikembangkan kearah peningkatan profesionalitas petugas dan subjek hukum melalui upaya edukasi.
Menurutnya, esensi operasi ini adalah proses berkelanjutan dari upaya pencegahan dan penyelesaian pelanggaran hukum bagi prajurit dan PNS TNI.
Hal ini harus diwujudkan secara tegas baik perorangan maupun kesatuan, sesuai dengan tema Operasi Gaktib Tahun 2019 yaitu “Dengan Operasi Gaktib TA 2019, Polisi berkomitmen meningkatkan Militer disiplin, ketaatan hukum, dedikasi dan loyalitas prajurit, dalam mendukung Tupok TNI guna mewujudkan bersama rakyat TNI kuat”.
Selanjutnya hasil pelaksanaan operasi Gaktib ditindaklanjuti dengan proses yustisi terhadap pelanggar, ini tercermin dalam tema Operasi Yustisi tahun 2019 “Kita pelihara dan tingkatkan harmonisasi dengan Rakyat, agar bersama rakyat TNI kuat, hebat, profesional dan siap mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian”.
Pemahaman yang salah dimana seolah-olah prajurit dalam situasi perang tidak diikat oleh hukum, terdapat hukum perang dan aturan lainnya yang mengikat setiap kombatan pada situasi pertempuran, demikian pula di masa damai, setiap prajurit yang profesional tidak akan melanggar hukum, logikanya adalah tanpa kepatuhan yang tinggi terhadap hukum di masa damai, maka prajurit tersebut akan sulit untuk mematuhi hukum yang membatasinya di masa perang.
“Penegak hukum adalah ujung kepatuhan terhadap hukum itu Setiap Polisi Militer harus terlebih dulu memiliki komitmen yang tinggi terhadap hukum dan setiap aturan yang berlaku, tanpa konsistensi tersebut, mustahil Polisi Militer sebagai penegak ketertiban memiliki kewibawaan yang paripurna,” pintanya.
Ia juga berharap seluruh petugas Polisi Militer memiliki kesamaan persepsi dalam melaksanakan tugas dilapangan, baik dengan sesama polisi militer maupun dengan lembaga penegak hukum lainnya.
Pedomani kebijakan dan perintah Pimpinan TNI sehingga mampu menghindari kesalahpahaman, petugas juga tidak boleh bersikap arogan di lapangan, namun tetap tegas dan tidak ragu-ragu Setiap petugas harus menguasai dan paham aturan hukum rebagai iubstansi panting dalam upaya penolakan hukum dilingkungan TNI.