Mortir Peninggalan Perang Dunia ll di Perumnas Joko Widodo Kutim Diduga Masih Aktif

Mortir Peninggalan Perang Dunia ll di Perumnas Joko Widodo Kutim Diduga Masih Aktif

TNI AD

PK,.Samarinda,.Heboh penemuan mortir yang diperkirakan berdiameter bawah 90 cm ujung atas 45 cm, sepanjang 180 cm ini, ditemukan Handoko (38)  lwarga sekitar Perumnas Joko Widodo Kanal 3, Jl Awh Syahrani, Sangatta Utara.

Mortir tersebut diduga merupakan jenis bom pesawat anti personil peninggalan perang dunia ke II.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Danden Pal Korem 091/Aji Surya Natakesuma (ASN) Letkol Cpl Fiari melalui Mayor Slamet Hariyanto Staf ahli bahan peledak yang mendatangi langsung lokasi temuan mortir yang sedang melakukan identifikasi terhadap mortir tersebut.

“Jenis bom ini bukan berasal dari TNI AD, AU, maupun AL, kemungkinan besar berasal dari era perang dunia II. Ini adalah peledak tipe anti personil yang biasanya diluncurkan oleh pesawat untuk meledakkan markas musuh, mungkin pada waktu itu di lokasi ini disinyalir merupakan markas persembunyian,” ucapnya. Jumat (1/2/2019).

Staf Ahli berpangkat Mayor tersebut juga menuturkan, peledak yang diketemukan oleh warga Kutim tersebut dalam kondisi masih aktif dan mempunyai jangkauan ledakan sampai radius 100 meter.

Meski belum dapat dipastikan, menurutnya di sekitar lokasi temuan tersebut diduga juga masih ada tertanam peledak sejenis.

“Kami akan segera berkoordinasi dengan Pemkab dan Stakeholder terkait untuk melakukan pengamanan dan pemindahan peledak yang telah diketemukan di area ini,” katanya.

Terkait dengan hasil identifikasi tersebut Dandim 0909 Sangatta Letkol Inf Kamil Bahren Pasha yang dikonfirmasi secara terpisah meminta agar para masyarakat sekitar tidak melakukan aktivitas di sekitar lokasi temuan, sampai tim evakuasi melakukan pemindahan terhadap peledak tersebut.

“Peledak tersebut masih aktif, dan itu berbahaya. Saya minta kesadaran masyarakat untuk tidak beraktifitas ataupun mendekati area tersebut sampai ada penanganan lanjutan dari tim evakuasi,” harapnya.