Cuaca Ekstrim Pangdam Batal Ke Distrik Revenirara

Cuaca Ekstrim Pangdam Batal Ke Distrik Revenirara

TNI AD

PK.Jayapura, Rabu 20 Mar 2019. Satu lagi distrik yang terdampak bencana banjir Bandan Jayapura yang belum tertangani, yaitu Distrik Revenirara yang terletak dibalik rangkaian pegunungan Cyclop. Revenirara terdiri dari 05 Kampung, namun yang terdampak bencana banjir ada 04 kampung berdasarkan laporan masyarakat dari distirik tersebut.

Sesuai laporan yang di terima bahwa di Revenirara terdapat 85 KK ( Sekitar 200 orang) yang menjadi korban banjir bandang, diantaranya ada beberapa orang ibu hamil dan puluhan balita serta lansia. Namun laporan sementara bahwa tidak ada korban jiwa.

Sore ini sekira pukul 15.00 Pangadam XVII/Cend Mayor Jenderal TNI Yosua Pandit Sembiring didampingi Asop Kasdam Kolonel Inf Frits Pelamonia, Kapendam XVII/Cend Kolonel Inf Muhammada Aidi dan Pamen Ahli Kolonel Inf Yusuf. R serta sejumlah wartawan bertolak dari helly pad Kodam XVII/Cen menggunakan pesawat Helly MI-17 milik Penerbad TNI AD, rencana menuju distrik Revenirara dalam rangka memantau situasi dampak bencana sekaligus mengantar sejumlah bantuan berupa bamak untuk masyarakat.

Namun baru sekitar 5 menit terbang di atas udara tiba-tiba terjadi perubahan cuaca yang sangat ekstrim. Kabut tebal turun menutupi permukaan pegunungan Cyclop, sehingga diputuskan untuk kembali ke Makodam. Padahal rombongan Pangdam sudah sejak pagi tadi menunggu, dimana seharian cuaca tertutup kabut disertai hujan gerimis di Jayapura. Menjelang sore hari ada sedikit celah cuaca terang. Pangdam ingin memanfaatkan kondisi cuaca terang tersebut agar dapat sampai ke Revenirara, namun ternyata karna cuaca ekstrim rencana tersebut batal.

Sesuai dengan perintah Presiden Jokowi, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahyanto dan Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa bahwa dalam penanggulangam bencana banjir bandang di Jayapura utamakan penyelamatan manusia dengan melaksanakan pencarian dan evakuasi korban serta pelayan pengungsi. Tanggap Darurat sudah ditetapkan oleh pemerintah selama 14 hari. Ujar Pangdam dalam rilis Pendam XVII/Cenderawasih .

Saat menjawab pertanyaan wartawan, menurut Pangdam ada beberapa faktor penyebab bencana banjir bandang di lereng gunung Cyclop sentani Jayapura antara lain: Faktor pertama Kondisi geografis pegunungan Cyklop yang memiliki kontur tanah dengan kemiringan sekitar 40% hingga 90%, selain itu tanah dipermukaan gunung Cyclop sangat tipis, dibawahnya adalah batu-batuan sehingga tanah tersebut sangat mudah tergerus oleh air; Faktor kedua adalah cuaca ekstrim, Curah hujan di Jayapura Papua sangat tinggi, apalagi dalam seminggu terakhir ini hujan sangat lebat dalam waktu yang relatif panjang mengguyur Jayapura mengakibatkan terjadinya air Bah mengalir sangat deras jatuh dari pegunungan Cyclop menyapu pemukiman warga di lereng dan di dataran sehingga mengakibatkan jatuhnya korban yang cukup besar; Sedangkan faktor ketiga yang tidak kalah pentingnya adalah Berubahnya fungsi lahan dari Hutan Cagar Alam menjadi lahan kebun masyarakat di lereng gunung Cyclop sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan hutan. Hal ini bisa kita lihat dengan banyaknya gelondongan kayu-kayu besar yang terbawa arus air dari gunung hingga ke daratan sebagai indikator terjadinya kerusakan hutan di atas gunung.

Itulah beberapa faktor penyebab terjadinya banjir bandang di Jayapura saat ini, namun demikian analisa Saya ini masih perlu penelitian dan pendalaman secara menyeluruh. Ujar Pangdam

Saya minta kepada pemerintah daerah dan seluruh stake holder agar setelah masa tanggap darurat ini selesai segera merelokasi seluruh warga di sekitar pegunungan Cyclop ketempat yang lebih aman. Pemerintah daerah harus mengambil kebijakan untuk tidak mengizinkan adanya segala aktifitas warga di lereng gunung Cyclop yang berpotensi mengakibatkan terjadinya kerusakan hutan.

Selanjutnya harus ada upaya rehabilitasi hutan untuk menghidari terjadinya bencana serupa di masa yang akan datang demi kelangsungan hidup generasi kita khususnya di wilayah Sentani Jayapura.