PK.Jakarta,.– Dalam meningkatkan SDM personelnya, Direktorat Topografi Angkatan Darat (Dittopad) bekerjasama dengan Lembaga Penerbangan dan Antartika Nasional (LAPAN) melaksanakan bimbingan teknis pengolahan data penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG).
Tersebut disampaikan Direktur Topografi Angkatan Darat (Dirtopad), Brigjen TNI Ir.Asep Edi Rosidin, MDA.,dalam rilis tertulisnya, di Jakarta, Senin (24/3/2019).
Diungkapkan Dirtopad, bimbingan teknis ini, diikuti 20 personel Dittopad, di Pusat Teknologi dan Data Lapan, Jakarta Timur sangat penting diberikan sebagai modal dalam melaksanakan tugas.
“Penginderaan jauh ini merupakan salah satu fungsi yang diselenggarakan oleh Topografi Angkatan Darat,”ujarnya.
Menurut Dirtopad, penginderaan jauh memiliki pengertian ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau fenomena dengan suatu alat sensor tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji.
“Sistem Informasi Geografi adalah sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis, dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospasial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya,”ucapnya.
“Para personel harus dapat memahami penggunaan serta pengolahan data sebagai dasar dari pemberian informasi medan yang tepat dan akurat, di dalam membuat analisa perencanaan pemetaan dan pemotretan udara,”tegas Asep Edi Rosidin.
Dalam bimbingan ini tambahnya, materi yang diberikan antara lain Pengenalan Katalog Landsat, Pengenalan Katalog Inderaja, Prosesing citra serta penajaman citra dan Pengenalan program Quantum GIS.
“Kaitan dengan Topografi Angkatan Darat, penginderaan jauh memiliki manfaat dalam bidang pertahanan maupun keamanan, karena Dittopad merupakan satuan yang memiliki tugas untuk memberikan informasi medan yang tepat dan akurat sebagai dasar,”terangnya.
“Selain itu, kegiatan ini juga sebagai wadah untuk berbagi pengalaman di dalam mengolah data penginderaan jauh baik dari pihak LAPAN RI maupun dari peserta Bimtek yang telah mempunyai pengalaman di bidang penggunaan data penginderaan jauh dan sistem informasi georafis,”urai Asep Edi Rosidin.
Menurutnya, dengan perencanaan yang berbasis data, ketersediaan data merupakan suatu hal yang mutlak untuk dilaksanakan.
“Perencanaan tanpa berbasis data, dikhawatirkan di tahap pelaksanaan kegiatan tidak akan berjalan dengan baik. Dengan adanya perencanaan yang berbasis data, maka kegiatan dapat dilakukan secara terintegrasi,”tuturnya.
Dirinya mengharapkan, kegiatan Bimtek penginderaan jauh dan sistem informasi geografis akan lebih dimanfaatkan secara optimal oleh setiap personel didalam analisa membuat perencanaan pemetaan dan pemotretan yang baik, efisien dan berkelanjutan. (Dispenad)