PK,.JAKARTA- Saat melakukan patroli keamanan rutin di antara Kampung Kaliasin dengan Kampung Bewan Baru di Kabupaten Keerom, Satgas Pamtas Yonif PR 328/DGH berhasil mengamankan 163 batang atau 17,74 kubik kayu besi.
Tersebut disampaikan Dansatgas Yonif PR 328/DGH Mayor Inf Erwin Iswari, S.Sos., M. Tr (Han), dalam rilis tertulisnya di Arso, Papua, Selasa (23/4/2019).
Dijelaskan Erwin bahwa Sumber Daya Alam (SDA) wilayah Papua, khususnya hasil hutan seperti kayu sangat banyak bahkan berlimpah.
“Selain bagi pemerintah, kekayaan alam yang berlimpah ini seperti kayu besi memiliki nilai ekonomis yang tinggi bagi masyarakat, sehingga disini sering terjadi (kegiatan) illegal loging atau penebangan liar,” ujar Erwin
“Seperti yang terjadi baru-baru ini, anggota (Satgas) Pos Bewan berhasil mengamankan 163 batang atau sekitar 17.74 kubik kayu besi disekitar Kampung Kaliasin dengan Kampung Bewan Baru,”tambahnya.
Hal itu menurut Erwin tidak lepas dari partisipasi dan kepedulian masyarakat dalam menjaga lingkungannya bersama dengan Satgas.
“Berawal dari laporan masyarakat kepada Pos Bewan bahwa ada beberapa orang yang mencurigakan keluar masuk hutan, namun mereka tidak berani untuk mendalami lebih jauh,” ungkap Erwin.
“Berdasarkan laporan tersebut maka Informasi tersebut dijadikan masukan saat melaksanakan patroli, dan ternyata saat menyusuri hutan diantara kampung tadi (Kaliasin dan Bewan) ditemukan kayu besi yan sudah terpotong-potong sejumlah 163 batang atau sekitar 17.74 kubik tanpa ada pemilik maupun keterangan kepemilikan,”imbuhnya.
Dikarenakan tidak ada bukti kepemilikan, kemudian anggotanya pun melaksanakan koordinasi dengan Badan Karantina Sumber Daya Alam (BKSDA) Jayapura.
“Kegiatan ini (illegal logging) sering terjadi dan jika dibiarkan maka lama-kelamaan hutan disini akan habis dan habitat maupun ekosistem lingkungan pun akan punah, padahal sebagaimana kita ketahui Papua merupakan paru-paru Indonesia bahkan dunia,”tegas Erwin
“Semoga dengan adanya temuan seperti ini, kedepannya pemerintah daerah atau masyarakat lebih peduli dengan kelestarian alam, karena jika bukan kita maka siapa lagi yang akan menjaga untuk masa depan anak-cucu kita nantinya,”pungkasnya. (Dispenad).
Dikmata PK TNI AD 2019, Pendidikan Prajurit Yang Pertama Kali di Papua Barat
JAKARTA, tniad.mil.id,- Pendidikan Tamtama TNI-AD Gel. I TA 2019 yang dibuka oleh Pangdam XVIII/Ksr, Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau merupakan pendidikan yang pertama kali dilaksanakan di Papua Barat.
Hal tersebut disampaikan Kapendam XVIII/Ksr, Kolonel Inf Andi Gus Wulandri,S.I.P. dalam keterangannya kepada awak media saat mendampingi Pangdam di Mowiwaren, Papua Barat. Senin (22/4/2019).
Diungkapkan oleh Andi Gus, pendidikan yang dibuka oleh Pangdam pada pukul 09.00 WIT tersebut akan berlangsung selama 20 minggu kedepan dan pendidikan bagi 320 calon Tamtama TNI AD itu akan dilaksanakan di Rindam XVIII/Ksr (Papua Barat) dan Rindam XIV/Hsn (Makassar).
“Gelombang satu ini, Kodam Kasuari akan mencetak 320 calon Tamtama diantaranya 200 orang dididik di Rindam XVIII/Ksr dan 120 orang dititipkan di Rindam XIV/Hsn yaitu di Makassar,” ujarnya.
“Yang sangat membanggakan 80 persen diantaranya adalah putra asli daerah Papua,” tambah Andi Gus.
Dikatakan Andi Gus, pendidikan tersebut bertujuan untuk membentuk prajurit siswa Dikmata TNI AD menjadi Tamtama TNI AD yang memiliki sikap dan perilaku sebagai prajurit Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar keprajuritan maupun dasar golongan Tamtama serta memiliki jasmani yang Samapta
“Tiga aspek tersebut, penting bagi para Prajurit TNI AD, jika diantaranya tidak tercapai maka akan berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas mereka nantinya yang penuh dengan dinamika,” tegas Andi.
“Untuk itu, pada kesempatan tadi, Pangdam berharap agar seluruh prajurit siswa memiliki kebulatan tekad selalu semangat dan usaha yang tinggi, sehingga dapa mengikuti dan menyelesaikan pendidikan dengan baik,” imbuhnya.
Selain itu, lanjut Andi Gus, Pangdam juga menegaskan kembali bahwa menjadi seorang prajurit TNI merupakan suatu kebanggaan dan kehormatan bagi setiap warga Negara Indonesia khususnya bagi putra-putri Papua.
“Hal itu dikarenakan untuk menjadi prajurit TNI AD khususnya, harus melalui proses ketat, baik di tingkat daerah maupun pusat,” tegasnya.
“Dengan kondisi itu, tentu tidak semua orang dapat menjadi prajurit TNI AD, bahkan bagi prajurit siswa yan tengah mengikuti pendidikan dan kemudian melanggar maka mereka akan dinyatakan gagal menjadi prajurit dan dikembalikan ke keluarganya masing-masing,” imbuh lulusan Akmil tahun 1997 itu.
Sebelum mengakhiri amanatnya, menurut Andi Gus, Pangdam XVIII/Ksr berharap agar keberadaan Rindam XVIII/Ksr tidak hanya mendukung tugas pokok TNI AD semata namun juga turut memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan SDM dan peningkatan ekonomi masyarakat Papua Barat.
Selain Kasdam XVIII/Ksr dan Wakil Gubernur Papua Barat serta para pejabat Kodam XVIII/Ksr, dalam upacara pendidikan tersebut juga turut hadir para pejabat Forkompimda Prov Papua Barat dan Kabupaten Manokwari, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat, para pengurus Persit KCK PD XVIII/Kasuari, serta tamu undangan lainnya. (Dispenad)