PK,.Jakarta, 28/09/2019. Semenjak aski demo pelajar yang dilanjutkan dengan aksi bakar bangunan pemerintah dan rumah warga di kabupaten Jayawijaya (Wamena) tercatat telah memakan puluhan korban Jiwa. Situasi di wamena jayawijaya saat ini menurut pantauan dilapangan sudah mulai membaik tetapi masih banyak masyarakat yang trauma dengan kejadian tersebut dan ingin segera keluar dari Wamena. Ratusan masyarakat terlihat memadati bandara udara setiap harinya untuk mendapatkan tiket pesawat keluar dari Wamena.
Sementara itu, transportasi udara (pesawat) komersial sebagai satu-satunya alat transportasi yang dapat digunakan keluar dari kota ingin ini sampai saat ini belum membuka pelayanan. Konfirmasi awal pada saat terjadi kerusuhan, pihak bandara menutup akses transportasi udara hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Namun, yang terlihat di bandara udara wamena adalah pesawat milik TNI AD (Hercules) yang dibuka untuk melayani masyarakat secara khusus.
Ketua Pemuda LIRA Prov. Papua, Steve R. Elson Mara, saat di hubungi wartawan terkait situasi ini, menghimbau kepada masyarakat Wamena untuk tetap menjaga keamanan diri sendiri dan lingkungan disekitar serta tidak melakukan aktifitas yang dapat menimbulkan kerugiaan bagi diri sendiri.
“Wamena ini kota kelahiran saya, dan kota tempat saya dibesarkan. Saya tumbuh bersama derasnya kali Baliem dan kencangnya angina kurima sehingga membuat saya sangat sedih ketika melihat kota Wamena ini kembali terjadi kejadian berdarah seperti saat ini”, kata Steve Mara, anak LABEWA (Lahir Besar Wamena) ini. Lanjutnya, saya berharap tim terpadu yang menangani kasus Wamena ini cepat resolusi untuk menyelesaikan kasus Wamena, dan para pelaku kejahatan agar segera ditemukan dan dihukum sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Serta, aktor intelektual di balik peristiwa yang terjadi di Papua ini agar segera di tangkap.
Saya juga mengharapkan masyarakat Indonesia khususnya di Papua agar tidak mudah terprovokasi dengan semua isu yang beredar di masyarakat, kita percayakan kasus ini kepada pihak berwajib agar segera diselesaikan. Warga masyarakat agar tidak membangun narasi negatif yang dapat memecah bela persatuan dan kesatuan bangsa, tetapi sebaliknya kita membangun narasi damai atau narasi positif yang membangun kedamaian di antara kita. mari kita bersatu kita membangun bangsa Indonesia dari tempat dimana matahari terbit, tegas mahasiswa S2 Damai dan Resolusi Konflik Universitas Pertahanan ini.