PK,.Yogya Barat. Selasa (03/12/19), bertempat di Ruang Rapat Kantor BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Kulon Progo, dilangsungkan Rakor Kesiapsiagaan Pemkab Kulon Progo dalam menghadapi bencana Hidrometeorologi 2019/ 2020.
Ir. RM. Astungkoro, M.Hum (Kepala BPBD Kab. Kulon Progo), berharap Rakor ini diharapkan menjadi sarana evaluasi dan merefleksi kejadian tahun lalu hingga persiapan kedepan, dengan tujuan memperkecil resiko/korban. Kepada masing-masing Kecamatan yang daerahnya rawan tanah longsor dan sudah diprediksi saat itu retak serta sudah dipasangi alat warning system, agar dicek kembali dan diinformasikan ke BPBD. Potensi hujan tahun 2019 tidak berbeda, yang perlu kita antisipasi adalah situasi/kondiri alam Bulan Februari dan Maret tahun 2020, karena diprediksi bisa terjadi curah hujan cukup tinggi dan gelombang tinggi, sehingga perlu kita antisipasi wilayah Pantai Glagah, Congot dan Trisik.
Drs Ariadi, MM (Kalak BPBD Kab. Kulon Progo) pada kesempatan tersebut memaparkan data bencana alam tahun 2016-2018 dan bencana yang terjadi tahun 2019.
Letkol Inf Dodit Susanto, A.Md (Dandim 0731/Kulon Progo), menegaskan bahwa pada prinsipnya apapun yang kita laksanakan dalam penanggulangan bencana alam adalah untuk membantu masyarakat yang terkena musibah. Apabila ada warga yang kena musibah kita harus segera membantu.
“Bencana alam sebetulnya tidak ada yang tiba-tiba, karena sudah ada tanda-tandanya. Evaluasi terhadap bencana jebolnya tanggul sungai Bendungan yang terjadi awal tahun 2019, pada prinsipnya sudah dapat dilaksanakan cukup cepat dalam penanggulangannya. Saya harap bagi rekan-rekan relawan Basarnas, Tagana dan semua yang terlibat, agar satu kendali supaya apabila terjadi bencana alam penanganannya efektif dan efisien/tidak wara-wiri.” tegas Letkol Inf Dodit Susanto. (NSR/bang natsir).