PK,.JAKARTA, – Tradisi Hela Kayu yang diikuti para Personel Satgas Yonif 136/TS, menjadi sarana memperkuat tali silaturahmi dan ikatan batin antara prajurit dengan masyarakat Negeri Hulaliu dan Kailolo, Kabupaten Maluku Tengah.
Hal tersebut disampaikan Dansatgas Pamrahwan Yonif RK 136/TS Letkol Inf Hasbul Hasyiek Lubis dalam rilis tertulisnya di Maluku Tengah, Selasa (03/12/2019).
Sebagai informasi tradisi Hela kayu atau tarik kayu merupakan tradisi para leluhur yang berasal dari Kecamatan Pulau Haruku. Hela Kayu merupakan rangkaian prosesi adat yang dilakukan warga dalam rangka membangun atau merenovasi rumah soa, adat atau makam para leluhur.
Dansatgas mengatakan, pada pelaksanaannya masyarakat bergotong-royong sambil bersuat (bernyanyi) diiringi pukulan tifa sebagai penyemangat dalam menarik kayu dari dalam hutan menuju rumah soa atau makam para leluhur
“Acara diawali dengan penarikan kayu oleh masyarakat Negeri Hulaliu dari dalam hutan, sementara itu Masyarakat Negeri Kailolo menunggu di jarak 500 meter dekat makam para leluhur dan menyambut kedatangannya, selanjutnya kayu tersebut ditarik bersama-sama,’’ ujarnya.
“Hal itu dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur saat akan merenovasi makam adat yang terdapat di Negeri Kailolo dan Negeri Hulaliu,’’ pungkas Dansatgas.
Sementara itu, Danpos Wairiang Letda Inf. Lamhot Sihaloho mengatakan tradisi merupakan salah satu sarana untuk menghormati para leluhur, sebagai bagian dari masyarakat, kita seyogyanya harus menghormati adat istiadat setempat.
“Dengan dilaksanakannya tradisi yang juga diikuti para prajurit, membuktikan bahwa tradisi yang sudah ada sejak 300an tahun lalu, masih dilestarikan dan dijaga oleh masyarakat Hatuhaha (lima negeri),’’ terangnya
“Dari kelima negeri tersebut antara lain yaitu Negeri Hulaliu, Pelauw, Rohomoni, Kailolo dan Negeri Kabauw yang masih memiliki ikatan kerahiman atau tali persaudaraan,’’ tuturnya.
Menurutnya, dari kegiatan tradisi ini, kita dapat diambil pelajaran yang tak ternilai harganya, dimana negeri-negeri adat yang terdapat di Kecamatan Pulau Haruku tetap terjalin dengan kuat, meskipun diantara negeri tersebut memiliki keyakinan yang berbeda.
“Ini patut dicontoh, meski memiliki keyakinan yang berbeda, namun ditengah keberagaman itu, mereka dapat hidup dengan damai dengan menjunjung rasa persatuan, persaudaraan dan ikatan silaturahmi,’’ pungkasnya. (Dispenad).