PK,.JAKARTA – Muhammad Akbar Kurniawan, atlet asal Kurnia Stable Equestrian Club, tampil gemilang dengan menyabet 7 gelar juara dari 12 kelas yang diperlombakan pada seri pertama Liga Berkuda Equestrian atau Equestrian Champions League (ECL) 2020, di Jakarta Internasional Equestrian Park Pulomas (JIEPP), Minggu (16/2/2020).
Selain mendulang 7 emas, atlet yang biasa disapa Aan ini juga menorehkan empat medali perak dari 12 kelas yang diperlombakan sejak Jumat hingga Minggu (14-16/2/2020) kemarin. Di hari pertama, ECL menyajikan empat kelas bergengsi. Dari keempat kelas yang di ikuti, ia menyabet tiga emas dan satu perak.
Sedangkan pada hari kedua, atlet berusia 16 itu sukses menyumbang dua emas dari kelas Dessage Preliminary dan Dressage Elementary serta dua perak dari kelas Dressage dan Dessage Advance. Totalnya ia berhasil meraih tujuh emas dan empat perak dari 12 kelas yang diperlombakan selama seri pertama ECL 2020.
Dengan demikian, dari 12 kelas yang tersaji Aan sukses menyabet total 11 medali. Hanya satu kelas yang gagal membuatnya naik podium, yakni di kelas Jumping 120cm. “Satu-satunya medali yang gagal itu di kelas 120 cm Open,” ungkap Aan.
Usai lomba, Aan mengaku belum sepenuhnya puas atas hasil yang didapat pada ECL seri pertama. Sebab masih ada lima seri lagi yang harus di lalui. Apalagi, ada satu seri yang tidak di ikutinya, karena terbentur dengan jadwal latihan di Jerman. Kendati begitu, ia optimis mampu mendapatkan hasil terbaik pada Liga Berkuda edisi perdana bentukan Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi) di era kepemimpinan Triwatty Marciano.
“Alhamdulillah dapat juara dua. Ada beberapa kendala cuaca hujan yang membuat kita tidak fokus. Setelah ini mungkin saya berusaha mempertahankan performa dan optimis menjadi juara meski ada satu seri yang bakal tidak saya ikuti,” jelas Aan di JIEP Pulomas, Jakarta, kemarin.
Di tempat yang sama, Fatchul Anas selaku ayahanda Aan cukup puas dengan performa yang diperlihatkan putranya itu. Ia berharap dengan turut serta dalam beberapa rangkaian kejuaraan, sang buah hati mampu unjuk gigi pada level internasional. “Saya cukup puas dengan penampilan Aan. Ini juga sebagai persiapan untuk Youth Olympic 2022. Kami persiapkan sejak dini,” kata Anas.
Kompetisi ECL 2020 merupakan liga perdana yang dihelat PP Pordasi dibawah kepengurusan Triwatty Marciano. “Dengan adanya liga maka kompetisi akan semakin banyak sehingga mendukung tumbuhnya industri olahraga berkuda Indonesia,” kata Triwatty, kemarin.
Ia berharap kompetisi ECL yang terselenggara dapat memotivasi pegiat olahraga berkuda lainnya di Tanah Air. Ia ingin kompetisi tersebut bisa berkembang dan digelar di berbagai daerah oleh Pengurus Provinsi Pordasi. “Kami bisa menyelenggarakan liga, yang lain (Pengprov) juga pasti bisa. Mari kita mulai bangkitkan kualitas atlet berkuda serta kemandirian olahraga berkuda di Indonesia,” tuturnya.
Selain menggelar seri perdana di JIEP, ECL kembali bakal bergulir lima seri lagi antara lain; seri kedua diselenggarakan pada 6-8 Maret di Adria Pratama Mulya (APM), seri ketiga digelar pada 17-19 April di APM, seri keempat pada 24-26 Juli di JIEP, seri kelima pada 21-23 Agustus 2020 di APM, dan seri terakhir yang merupakan final dihelat JIEP pada 25-27 September mendatang.