PK,.PAPUA,.—Di tengah semakin meluasnya penyebaran virus corona Covid-19 semua umat beragama dituntut untuk berhikmat dan hikmah dalam menjalankan ajaran agamanya. Segala sesuatu pasti demi kebaikan bersama.
Demikian halnya personil Kristen Satgas Yonif 713/ST Pos Kotis yang sampai saat ini masih berkesempatan untuk melaksanakan ibadah di Pospel GKI Oikumene Edom Skouw Perbatasan Rl-PNG Distrik Muara Tami Kota Jayapura Provinsi Papua dibawah pimpinan Letda Arm Jeckson Siallagan S.Th (Pabintal Satgas Yonif 713/ST), namun suatu ketika kebijakan berubah maka umat juga harus mengambil hikmah dari semuanya itu.
Dalam ibadah sengsara yang ke Vl ini pembacaan Alkitab terambil dari MATIUS 27 : 27-31 dengan TEMA : ” YESUS DI LUDAH”Kesaksian Yesus terhadap ketidakadilan atas diri-Nya, terlihat aneh di mata setiap orang yang membaca dan mengikuti kisah pengadilan atas hidupNya. Penderitaan yang dialami oleh Yesus bukanlah tindakan yang disebabkan oleh kesalahan-Nya tetapi oleh karena perasaan benci dari para Imam-imam,Tua-tua, Para elite agama Yahudi. Matius jelaskan kepada pembaca bahwa, Dia diolok sampai di ludahi, tetapi Dia tetap diam.
Yesus di ludahi, arti kata seseorang di ludahi mukanya merupakan tindakan penghinaan, permusuhan, kemarahan yang sangat merendahkan seseorang. Yesus diludahi, penghinaan, tanda permusuhan dan, merendahkan yang luar biasa di terima-Nya. Dia di ludahi para Prajurit Roma. Penghinaan yang sangat ekstrem, memang dalam Lukas 18:31-32 Ia akan di ludahi, dan kata-kata ini menggenapi Nubuat “ Mukaku tidak Aku sembunyikan ketika
direndahi dan di ludahi (Yesaya 50:6), Yesus diludahi para tentara, tetapi Ia tidak berkata apa-apa karena Ia menanggung apa yang seharusnya kita terima, Yesus bisa membalas, tetapi Dia tidak melakukan-Nya karena mau menyelamatkan kita.
Pertanyaan bagi kita, sudahkah kita menghargai dan menghormati pengorbanan Yesus itu dengan kelakuan yang benar, tindakan yang benar, pelayanan yang benar? Jangan sampai semua yang kita kerjakan itu tidak sesuai dengan maksud dan kehendak Kristus, yang pada akhirnya tidak mendatangkan berkat dan selamat, lalu berubah menjadi olok-olok yang meludahi wajah Kristus.
Pabintal Satgas Letda Arm Jeckson Siallagan,S.Th mengatakan penderitaan Yesus digenapi, Dia diserahkan kepada Bangsa-bangsa, disesah, di olok-olok Salib, di Makhotai duri, memegang tongkat lalu dihina-semua akan berakhir, semua dilakukan untuk keselamatan dunia. Untuk itu selaku umat Tuhan kita harus senantiasa bersyukur kepadaNya,tegasnya.