PK,.Talaud – Ditengah situasi dan kondisi dunia yang semakin mengkhawatirkan akibat kehadiran Corona Virus (Covid-19), masyarakat di Kabupaten Kepulauan Talaud menjadi satu dari sebagian daerah yang cukup diresahkan.
Pasalnya, daerah yang dikenal dengan kebersamaan ini, harus menahan diri untuk berkumpul dan bahkan beribadah bersama di tempat-tempat ibadah yang ada.
Melihat keresahan di tengah-tengah masyarakat, Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan dan Para pentua adat di Kecamatan Beo, langsung berinisiatif menggelar Do’a secara adat “Tolak bala” atau dalam nama adatnya disebut Mandangannu Soa Manandaa Banua, di Pelabuhan Beo, Rabu (1/4).
Acara dihadiri oleh Camat Beo, Festus Pangindaheng, Danramil 1312-03/Beo, Kapten Inf Wofsi Mitusala, Lurah Kel Beo, Maraden Mangkey, Ratun tampa Beo Timur, Justus Tuwongkesong, S.Pd, Ratum Banua Beo Timur, Obrin Sarundaitan, Inangu Wanua Beo Timur, Yoel Loronusa, Ratum Banua Beo Barat, Markuslon Manaidam, Inangu Wanua Beo Barat , Adrianus Liroga dan Inangu Wanua Beo, Ibu Magdalena Anaadda.
Justus Towongkesong, Ratum Tampa Kec Beo menjelaskan, Kegiatan Do’a Secara Adat ini tak direncanakan namun selalu digelar ketika ada wabah penyakit, kejadian luar biasa, bala atau malapetaka lainnya, baik secara lokal maupun nasional dan dilakukan dini hari bukan tanpa alasan, tetapi Adat meyakini, semua masyarakat akan bangun dipagi hari dan menyambut mata hari sebagai pembawa berkat dari Tuhan yang maha esa. Prosesi tolak bala ini selalu berhasil dan mendatangkan hasil baik.
Sedianya, jika tak ada larangan social distancing dari pemerintah, dalam prosesi adat ini semua masyarakat akan dilibatkan dan turun untuk melakukan doa secara bersama.
“Prosesi ini tak mengenal agama dan dari mana masyarakat berasal, semuanya harus dilibatkan, namun karena kali ini ada aturan dari pemerintah soal menjaga jarak, maka yang datang hanya Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan dan Pentua adat.
Meskipun berlatar belakang adat, namun doa yang dipanjatkan tetap kepada Tuhan yang maha esa, sang empunya bumi dan isinya,” ujar Justus Tuwokesong.
Mengenai pemilihan tempat pegelaran prosesi tolak bala, dia mengakui bahwa pelabuhan adalah tempat yang paling tepat, karena merupakan salah satu pintu masuk masyarakat, terutama orang dari luar ke wilayah Beo.
Ditanya soal pandangan adat terhadap Covid-19, Justus Tuwongkesong mengatakan, dari kaca mata adat virus ini adalah teguran untuk seluruh umat manusia.
Maka dari itu, Do’a secara Adat kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dengan harapan Kab Kepl Talaud dan Kec Beo secara khusus terhindar dari wabah Virus Corona (Covid 19) dan mendoakan juga agar Virus Corona (Covid 19) yang melanda Bangsa Indonesia serta Seluruh Dunia segera berakhir, sehingga kita bisa menjalani kehidupan seperti biasa tanpa rasa takut dan cemas. (Red).