PK,.JAKARTA – Simulasi penyelamatan korban khusus kecelakaan jalan tol yang berlangsung di tol Sheikh Mohamed bin Zayed (MBZ) KM 40 B Senin (10/5/2021) pagi sekitar pukul 08.00 WIB dan Tol Jagorawi KM 19 B pukul 10.00 WIB berlangsung lancar dan terkendali.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi yang menyaksikan langsung proses simulasi di tol MBZ memberikan apresiasi kepada Basarnas.
“Basarnas memiliki pengalaman yang luar biasa, baik di laut dan udara. Beberapa kejadian dapat diselesaikan dengan kerja sama yang sangat baik,” ungkapnya.
Simulasi semacam itu, lanjut Menhub, harus dilaksanakan secara komprehensif.
“Karena tidak mungkin kita melaksanakan penyelamatan tanpa keterampilan yang baik. Kita liat tadi, bagaimana temen-temen jasa marga sudah dilatih oleh tim basarnas untuk memiliki keterampilan khusus, untuk menangangi korban. Korban kecelakaan darat agak spesifik ya, mereka yang ada di kemudi butuh suatu treatment khusus karena apabila salah melaksanakan tata cara itu akan fatal akibatnya. Dan juga, begitu apik tadi, Helikopter dengan tingkat opstacle yang relative banyak di sini, dapat mendarat dengan waktu yang tepat dan take off dengan waktu yang tepat,” tuturnya.
Menhub menjelaskan, pemerintah memang memiliki rencana penanganan kecelakanaan jalan raya dalam kurun waktu yang panjang, sampai 2035. Tetapi khusus untuk jalan tol masuk rencana jangka pendek yaitu 2024, dimana mengurangi fatalitasnya sampai nol. Untuk itu, pihaknya menghimbau agar masing-masing stakeholder dapat bekerja sama dengan baik.
“Kerja keras dari Basarnas, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Dirjen Darat, dan operator dari Jasa Marga harus sinergi dan konsisten,” ungkapnya.
Sementara Kabasarnas Marsdya TNI Henri Alfiandi mengatakan bahwa simulasi tersebut sebagai jawaban kepada masyarakat, atas pertanyaan operasi SAR pada kecelakaan di jalan tol yang memiliki kesulitan tingkat tinggi dan membutuhkan kecepatan untuk bisa menolong korban. Dengan simulasi tersebut, tim SAR telah memberikan jawaban, sekaligus jaminan keselamatan dan kenyamanan kepada masyarakat pengguna jalan tol.
“Ini adalah exercise pertama kali, memang kita buat sedemikian rupa. Kita selanjutnya akan menghitung berapa target dan waktu operasi SAR. Kita juga melihat statistic, berapa jumlah korban yang selama ini jatuh saat terjadi kecelakaan dan berawa lama waktu yang dibutuhkan untuk memberikan pertolongan korban. Semakin cepat, akan semakin baik,” terangnya.
Kami belum bisa menjawab secara pasti berapa kecepatan yang diinginkan. Tentunya pergeseran pesawat helikoter dari lokasi standby sampai lokasi kejadian membutuhkan proses dan waktu.
“Hari ini pergeseran masih dari Atang Sendjaja Bogor. Selanjutnya kita akan melihat perkembangan. Pihak Jasa Marga telah menawarkan spot-spot tertentu, seperti rest area wajib ada helicopter standby, sehingga pada jam-jam atau hari-hari tertentu misalnya pada Nataru kita standby sehingga kecepatan kita untuk membantu saat terjadi kecelakaan dapat semakin cepat,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Ketua BPJT Kementerian PUPR Danang Parikesit menyampaikan data-data kecelakaan jalan tol tahun 2019 dan 2020. Tahun 2019 sebanyak 2626 dan tahun2020 sebanyak 2528.
“Mengalami penurunan, meskipun panjang jalan tol mengalami peningkatan dan volume lalu lintas juga mengalami peningkatan signifikan, yaitu 17% rata-rata setiap tahun untuk jalan tol dan 8% untuk kendaraannya. Fokus kami adalah mengurangi jumlah fatalitas. Dari sekarang 0,12% per 100 juta kendaraan menjadi 0 pada tahun 2024,” ungkapnya.
“Kami sangat berterimakasih kepada Kabasarnas karena upaya kami juga ingin mendorong air evacuation (evakuasi udara), sehingga meskipun jumlah kecelakaan tetap kami turunkan, tapi yang paling penting bagi kami jumlah korban meninggal itu sedapat mungkin ditekan pada level 0 pada tahun 2024,” tegasnya.
“Ke depan, kalau simulasi ini kita pandang sangat produktif, kita akan programkan bersama-sama dengan Jasa Marga di Trans Jawa dan juga Hutama Karya di Trans Sumatera,” pungkasnya.
Rombongan selanjutnya bergerak ke tol Jagorawi KM. 19 B. Usai simulasi riel, konferensi pers kembali digelar.
Kali ini, hadir Wakil Ketua Komisi V Ridwan Bae. Pihaknya menekankan bahwa sinergitas Basarnas dengan Potensi SAR, dalam hal ini Jasa Marga sangat diperlukan guna menghadapi tantangan ke depan jika terjadi kecelakaan di jalan tol. Jika mungkin, jangan sampai ada korban jiwa saat terjadi kecelakaan. “Komisi V memberikan apresiasi terhadap langkah-langkah Basarnas menginisiasi simulasi penyelamatan kecelakaan di jalan tol ini secara kongkrit,” tegasnya.
Sementara Kepala Korlantas Polri Irjen (Pol) Istiono, Kepala RS Polri Kombes Pol Rusdianto, Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur, Direktur Utama RS Yarsi Mulyadi Muctiar, menyampaikan dukungan penuh atas pelaksanaan simulasi bersama Basarnas.
“Kami adalah Potensi SAR, mitra kerja Basarnas dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, hadir juga Asisten Potensi Dirgantara (Aspotdirga) Kasau Marsda TNI Kusworo, dan Danlanud Atang Sendjaja (ATS) Marsma TNI Fakhrizet, beserta undangan lainnya.
Adapun scenario simulasi di Jalan Tol Sheikh Mohamed bin Zayed (MBZ) kilometer 40 B, Senin (10/5/2021) tepat pukul 08.00 WIB diawali dengan kecelakaan sebuah mobil sedan akibat pecah ban. Mobil kehilangan kendali, menabrak pembatas jalan, hingga naik ke separator jalan tol. Dua (2) korban mengalami luka ringan, dan satu (1) korban mengalami luka berat dan terjepit pada dashboard mobil.
Kecelakaan tersebut dilaporkan saksi mata ke Jasa Marga Toll Road Command Center (JMTC) melalui call center 14080. JMTC selanjutnya menginformasikan kecelakaan tersebut ke Sentra Komunikasi (Senkom) Mitra Polri dan tim rescue Jasa Marga. Senkom selanjutnya menyebarkan informasi laka lantas tersebut ke stakeholder terkait seperti Patroli Jalan Raya (PJR) Korlantas dan rumah sakit terdekat. Tak lama, petugas PJR merapat ke lokasi dan melaksanakan sterilisasi area serta rekayasa lalu lintas.
Sementara tim rescue Jasa Marga dengan peralatan ekstrikasi bergegas memberikan pertolongan kepada korban. Dua (2) korban mengalami luka ringan mendapatkan penanganan medis, selanjutnya dilarikan ke rumah sakit menggunakan ambulance. Sementara satu korban luka berat harus ekstra hati-hati penangannya karena kondisinya sadar, terluka parah, dan terjepit dasboard mobil. Para rescuer membongkar body mobil menggunakan peralatan ekstrikasi.
Tim SAR kemudian meminta bantuan evakuasi medis melalui udara guna mempercepat response time dan golden hour penyelamatan nyawa korban. JMCT menghubungi Basarnas melalui SAR emergency call 115. Mereka terhubung dengan Basarnas Command Center (BCC) dan meminta bantuan evakuasi medis udara menggunakan helicopter.
BCC pun beraksi. BCC menghubungi home base ATS untuk menggerakan Hellly Rescue (HR) 3605. Helikopter jenis Doulphin itu terbang dengan peralatan dan perlengkapan lengkap dengan petugas medisnya. BCC juga menghubungi RS Yarsi karena rumah sakit tersebut dilengkapi hallypad untuk landing helikoper sekaligus penanganan medis lebih lanjut.
“Simulasi dilaksanakan pada ketinggian atau jalan layang dengan kondisi tol ditutup, sehingga tidak ada kendaraan lain selain tim SAR. Pada simulasi kedua di Jagorawi, baru kita laksanakan dalam kondisi riel, dimana kondisi lalu lintas tetap berjalan seperti adanya dan diatur oleh teman-teman dari Korlantas,” terang Kabasarnas.
Selang dua jam, terjadi lagi kecelakaan di tol Jagorawi Km. 19 B. Kasusnya kecelakaan karambol. Tiga (3) unit mobil jungkir balik di jalanan. Beberapa korban berjatuhan. JMCT menghubungi Senkom dan mengerahkan tim SAR Jasa Marga ke lokasi kejadian. PJR Korlantas langsung turun ke jalan, mengatur dan merekayasa arus lalu lintas serta melaksanakan sterilisasi area kecelakaan.
Rupanya, tim SAR Jasa Marga kewalahan. JMTC kemudian menghubungi Basarnas untuk meminta batuan personil dan evakuasi udara menggunakan helicopter.
Setelah mendapat perintah, HR-3604 dan HR-3605 terbang dari ATS menuju ke lokasi. Helikopter searching lokasi kecelakaan. HR-3604 landing di area yang sudah disiapkan, selanjutnya menurunkan personil dan peralatan ekstrikasi untuk membantu mengevakuasi korban yang terjebit body mobil, lalu take off lagi. Tak berselang lama, HR-3605 landing. Satu korban dengan luka berat berhasil dievakuasi. Korban dimasukan ke helicopter lalu terbang menuju RS Polri sebagai rujukan penanganan korban lebih lanjut. Tak lama, giliran HR-3605 yang landing. Korban satu lagi yang terluka parah dievakuasi. Sementara korban luka ringan, dilarikan ke rumah sakit terdekat.
“Penanganan kecelakaan di jalan raya, khususnya jalan tol menjadi perhatian kita semua. Simulasi ini wujud kesiapsiagaan kami jika terjadi kecelakaan atau kedaruratan di jalan tol yang padat kendaraan, maka opsi operasi SAR melalui udara sangat diperlukan dalam rangka mempersingkat response time dan memperbesar golden hour terhadap keselamatan korban kecelakaan,” pungkas Kabasarnas. (*)