Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim dua jenderal Ukraina tewas dalam serangan presisi tinggi di kota Kramatorsk, Donbass pada Selasa lalu.
Melansir sindonews.com, Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya mengklaim bahwa serangan itu menargetkan pangkalan sementara Brigade Infanteri Bermotor Angkatan Bersenjata Ukraina ke-56. Sejak itu, kementerian itu menambahkan bahwa pangkalan tersebut menjadi tuan rumah “pertemuan staf” yang melibatkan puluhan perwira Ukraina dan penasihat asing.
“Serangan itu mengakibatkan kematian dua jenderal, hingga 50 perwira Angkatan Bersenjata Ukraina, serta hingga 20 tentara bayaran asing dan penasihat militer,” menurut pengarahan harian Kementerian Pertahanan Rusia seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (30/06).
Berita itu muncul saat pasukan Rusia terus menghalau serangan Ukraina pada posisi pertahanan mereka di Wilayah Zaporozhye dan juga di Donbass.
“Ukraina telah kehilangan hampir 800 prajurit dalam percobaan serangan di berbagai front selama 24 jam terakhir,” klaim kementerian Rusia.
Kementerian itu menambahkan bahwa pasukan Rusia telah menghancurkan puluhan alat berat Ukraina, termasuk howitzer, kendaraan lapis baja, dan sebuah tank.
Awal pekan ini, Kiev menuduh Moskow menyerang sebuah restoran yang penuh dengan warga sipil di Kramatorsk, menewaskan 11 orang, termasuk setidaknya dua anak dan melukai lebih dari 60 lainnya.
Dinas keamanan Ukraina, SBU, mengatakan telah menangkap seorang penduduk setempat yang diduga membocorkan informasi intelijen ke Rusia sebelum dugaan serangan itu. Badan tersebut juga mengklaim bahwa tujuan serangan itu adalah untuk membunuh warga sipil.
Namun, pihak Rusia membantah tuduhan itu dan bersikeras bahwa mereka hanya menyerang sasaran militer.
Perkembangan itu terjadi ketika beberapa media Barat melaporkan bahwa Ukraina telah menderita kerugian besar dalam serangan balasannya, yang oleh beberapa sekutu dianggap tidak berhasil sejauh ini. (sindonews)
Editor: Agung Setiadi