Portal Komando,-Tegal,.Dalam rangka memperingati Hari Bakti ke-76 TNI Angkatan Udara, Satuan Radar 214 Tegal melaksanakan berbagai kegiatan bakti sosial yang menyentuh langsung kepada masyarakat bawah, diantaranya yaitu donor darah yang telah dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 12 Juli 2023, Pengobatan Gratis dan Bazar UMKM pada hari Kamis 13 Juli 2023, hari ini Selasa tanggal 18 Juli 2023 melaksanakan Sunatan Massal dan rencana tanggal 20 Juli 2023 melaksanakan Pengecekan Gula Darah dan Pap Smear serta pembagian Sembako kepada masyarakat pra sejahtera, pada hari Kamis, 27 Juli 2023.
Acara Sunatan Massal Gratis yang dilaksanakan hari ini, selain melibatkan Tim Kesehatan Satuan Radar 214 Tegal juga bekerja sama dengan RSUD Suradadi dan Puskesmas Warureja Kabupaten Tegal, yang mana acara tersebut berjalan dengan aman dan lancar, serta berhasil melaksanakan sunat terhadap 16 orang anak yang berasal dari wilayah Kabupaten Tegal dan Pemalang.
Kegiatan Sunatan Massal dibuka langsung oleh Komandan Satrad 214 Tegal Letkol Lek I Ketut Wiratmaja, S.Si.T., M.I.Pol dan didampingi oleh Ketua PIA Ardhya Garini Ranting 04-22/D.I. Ibu Titin Ketut Wiratmaja serta dihadiri oleh Bupati Tegal yang diwakili Asisten I Kabupaten Tegal Ibu Dra. Suspujianti, Camat Warureja, Direktur RSUD Suradadi yang diwakili oleh Bapak dr. Meli Anshori, Kepala Puskesmas Warureja Bapak dr. Aris Triyanto dan Kepala Desa kedungkelor Bapak Adi Warnoto.
Peringatan Hari Bhakti TNI Angkatan Udara yang dilaksanakan setiap tanggal 29 Juli ini, dilatar belakangi peristiwa heroik tiga pelopor TNI AU yang melaksanakan serangan udara di pagi buta terhadap tiga kota di Jawa Tengah yang menjadi pusat kekuatan Belanda yaitu Salatiga, Ambarawa dan Semarang. Dimana sejak 21 Juli 1947 Belanda telah melaksanakan serangan terhadap militer Indonesia diberbagai daerah, sebagai bentuk pelanggaran Perjanjian Linggarjati.
Pada tanggal 28 Juli 1947, Kepala Staf TNI Angkatan Udara waktu itu, Komodor Suryadi Suryadarma beserta Komodor Muda Halim Perdanakusuma memanggil empat kadet penerbang, untuk melaksanakan operasi udara tersebut. Empat kadet penerbang tersebut diantaranya Suharnoko Harbani, Sutardjo Sigit, Mulyono dan Bambang Saptoadji. Namun pada akhirnya hanya tiga kadet yang berangkat melaksanakan operasi tersebut, dikarenakan pesawat yang rencananya dipiloti oleh Kadet Bambang Saptoaji, belum selesai diperbaiki.
Pada akhirnya serangan ke tiga kota berhasil dilaksanakan, sehingga hal ini tidak hanya menyebabkan turunnya mental kubu Belanda, tetapi juga meningkatkan semangat juang bangsa dan menjadikan kedaulatan Negara Republik Indonesia diakui dunia.
Namun, pada sore hari 29 Juli 1947, Belanda melaksanakan serangan balasan. Pesawat Dakota VT-CLA yang membawa sumbangan obat-obatan dari Palang Merah Malaya untuk Palang Merah Indonesia diserang pesawat militer Belanda yang mengakibatkan jatuh di Desa Ngoto, 3 kilometer sebelah selatan Yogyakarta. Musibah ini menewaskan tiga tokoh perintis TNI AU, yakni Komodor Muda Adisucipto, Komodor Muda Abdulrachman Saleh dan Opsir Muda Adisumarmo.
Jatuhnya pesawat dan gugurnya tiga tokoh TNI AU kala itu meninggalkan duka yang amat mendalam. Guna mengenang ketiganya, mulai tahun 1955, tanggal 29 Juli ditetapkan sebagai Hari Berkabung. Namanya kemudian diubah menjadi Hari Bhakti TNI AU pada 1962 dan terus diperingati hingga saat ini.
( Tim MPK )