PK.Papua,.—-Sebanyak 200 warga dari 10 kampung di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua Tengah mengungsi usai kelompok kriminal bersenjata (KKB) membakar gedung sekolah dan rumah adat.
Melansir dari detik.com, Dansatgas 300/Bjw Letkol Inf Afri Swandi Ritonga mengatakan warga mengungsi karena takut diancam dan dibunuh oleh KKB.
“Mereka mendatangi Pos Gome Satgas 300/Bjw karena merasa terancam dengan apa yang dilakukan oleh KKB wilayah Puncak Ilaga,” ujar Afri Swandi dalam keterangannya, Senin (13/11).
Dia juga mengatakan warga datang melapor ke pos TNI pada Minggu (12/11). Aparat TNI kemudian mencarikan tempat perlindungan sementara yang aman dari teror KKB.
“Saya sudah komunikasi langsung dengan masyarakat dan telah perintahkan Danpos Gome dan Pasiter untuk membantu saudara kita yang mengadu ke Pos TNI, kita akan lindungi mereka dari teror KKB,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Staf Kogabwilhan III Marsda TNI Deni Hasoloan Simanjuntak menambahkan warga diungsikan di Gereja Bethel Jenggernok. Gereja tersebut berada di dekat Pos TNI sehingga masih dapat terpantau.
“Mereka untuk sementara telah ditempatkan di Gereja Bethel Jenggernok yang berada dekat di depan pos serta Honai-honai sekitar Pos Gome sehingga masih terpantau, TNI juga telah menyediakan makan untuk mereka,” ungkap dia.
Sementara Abelom Kogoya selaku Kepala Suku Besar Kabupaten Puncak mengatakan warga memilih mengungsi lantaran takut usai KKB menebar teror. Dia menyebut KKB tidak segan membunuh warga.
“Kami takut bapak, mereka ancam bunuh kami, tolong bapak-bapak TNI, kami takut bekerja, takut berladang,” imbuh Abelom Kogoya. (detik)
Editor: Agung Setiadi