Kelompok Harakat al-Muqawama al-Islamiyya (Hamas) mengklaim Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah terlibat kejahatan perang yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza.
Melansir dari sindonews.com, Osama Hamdan, perwakilan Hamas di Lebanon yang juga anggota Politbiro menyampaikan komentar tersebut dalam konferensi pers hari Minggu di Beirut, ketika Israel terus melancarkan serangan tanpa pandang bulu ke Gaza.
“Pemerintahan Amerika, presidennya [Joe Biden], dan Menteri Luar Negerinya [Antony] Blinken terlibat dalam [penumpahan] darah Palestina [serta] pembantaian [oleh] Israel, [dan] kejahatan pembersihan etnis dan genosida, dan mereka akan membayar harga atas kejahatan mereka,” katanya, dalam video konferensi pers yang dirilis Palestine Chronicle, Senin (04/12).
Pejabat Hamas tersebut menyerukan penuntutan terhadap pejabat senior pemerintahan Biden di pengadilan internasional sebagai penjahat perang, sambil memuji rakyat Amerika yang bebas yang telah bersuara keras dalam menolak agresi Israel.
“Kami menyerukan kepada setiap orang bebas di Amerika Serikat, yang menolak kejahatan pendudukan, untuk menahan suara mereka dari Biden dan kandidat partainya di semua negara bagian, dan setiap kandidat yang mendukung pembantaian Zionis terhadap rakyat Palestina,” kata Hamdan.
Para pemimpin Muslim Amerika di negara-negara bagian berjanji untuk menggalang komunitas mereka menentang upaya Biden untuk terpilih kembali dalam pemilu 2024 karena dukungannya yang teguh terhadap Israel.
Hamdan menegaskan kembali bahwa meskipun Israel melakukan agresi brutal dan perang genosida terhadap warga Palestina di Gaza, rezim tersebut tidak akan mencapai tujuan apa pun.
“Apa yang gagal dicapai oleh pendudukan selama lebih dari 50 hari sebelum gencatan senjata, tidak akan tercapai setelahnya, tidak peduli berapa lama perang ini berlanjut,” kata Hamdan, merujuk pada kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi Mesir dan Qatar yang berakhir pada Jumat pekan lalu.
“Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pasukannya hanya akan menuai kegagalan dan kekalahan telak, lebih banyak tentaranya, [dan] kehancuran tank dan kendaraan mereka,” ujarnya. (sindonews)
Editor: Agung Setiadi