Menteri Dalam Negeri (Mendagri) sekaligus Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Tito Karnavian mengatakan bahwa pihaknya pasti berkoordinasi dengan TNI/Polri dalam hal mengawasi jalur tikus di daerah perbatasan.
Melansir dari antaranews.com, Namun, Tito Karnavian mengatakan, TNI/Polri membutuhkan bantuan masyarakat untuk sinergisitas memaksimalkan pengawasan jalur tikus sebab masih rawannya daerah perbatasan akan jalur masuk lintas negara yang terselubung itu.
“Pasti kami koordinasikan dengan teman-teman TNI/Polri. Akan tetapi, TNI/Polri tidak bisa menjaga semua jalur tikus itu. Kekuatan personelnya tidak akan cukup sehingga memerlukan bantuan masyarakat,” kata Tito, Rabu (13/12).
Tito menyebut jalur tikus sebagai salah satu kerawanan yang ada di perbatasan darat. Kerawanan itu terjadi di Pulau Kalimantan yang berbatasan dengan Malaysia serta di Pulau Papua yang berbatasan dengan Papua Nugini.
“Salah satu kerawanan jalur darat Indonesia itu, ya, terutama di Kalimantan dan di Papua Nugini itu banyak jalur tikusnya, dan itu rawan,” imbuhnya.
Ia menegaskan bahwa kerawanan itu dalam hal lintas orang maupun lintas barang.
“Iya kalau yang baik. Kalau yang tidak baik, ‘kan bahaya,” ujar Kepala BNPP.
Pada observasi tahun 2022, BNPP menemukan dan memetakan 25 titik jalur tikus di Kabupaten Sanggau. Pada observasi tahun 2023, di Kabupaten Kapuas Hulu didapati jalur tikus sebanyak 24 ditambah 3 titik jalur baru.
Kepala BNPP yang juga Mendagri itu mengunjungi PLBN Jagoi Babang untuk melakukan pengecekan final jelang peresmian tapal batas tersebut. Ia menyebut hasil pengecekan itu nantinya akan diserahkan kepada Presiden RI Joko Widodo. (antara)
Editor: Agung Setiadi