PK.Jakarta,.—- Korps Baret merah memiliki Komandan yang baru ditandai dengan upacara serah terima satuan dari Mayjen TNI Deddy Suryadi, S.I.P., M.Si., (Pejabat Lama) kepada Brigjen TNI Djon Afriandi, S.I.P., MS.DA.. ( Pejabat Baru).di Makopassus Cijantung, Jakarta, Jumat (8 Maret 2024) kemarin.
Sebelumnya di hari yang sama,Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc. memimpin Serah Terima Jabatan (Sertijab) 14 jabatan strategis di lingkungan TNI AD termasuk di dalamnya Danjen Kopassus bertempat di Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad), Jakarta, Jumat (8/3/2024) .
Dihadapan awak media, Brigjen TNI Djon Afriandi menyampaikan akan melanjutkan apa yang sudah baik dari yang sudah dilakukan oleh komandan Jenderal sebelumnya.
“Karena percayalah siapapun yang menjabat komandan jendral adalah pilihan dari negara untuk melakukan hal yang terbaik buat satuan ini. Sehingga pasti program yang sebelumnya sudah baik dan harus kita lanjutkan,kita harus professional, kemudian kita juga adaptive dengan perkembangan yang terjadi saat sekarang, dan harus mengikuti perkembangan teknologi. Sehingga diharapkan prajurit kopassus ke depan adalah modern.”ucapnya.
Namun, Danjen Kopassus menilai professional, adaptive dan modern tidak cukup untuk seorang prajurit kopassus. Ia mengingatkan seorang prajurit kopassus harus memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat.
“Yang kita harapkan adalah keimanan, ketakwaan nya yang kuat sehingga dia punya karakter yang hebat. Kalo dia punya keimanan, ketakwaan yang kuat, karakter yang hebat bisa mendukung profesionalisme, adaptive dia, dan bisa menggunakan semua teknologi yang modern dengan baik dan tepat.”
Pada kesempatan yang sama, Danjen Kopassus juga memberikan penjelasan terkait sistem program latihan block yang akan digunakan oleh semua satuan di TNI.
“Kita membuat program yang sebenarnya program ini sudah sering dilakukan. Apalagi untuk prajurit kopassus. Namun, ini coba kita tularkan kepada satuan-satuan lain yang akan berangkat tugas. Sehingga keuntungan dari sistem block ini adalah pertama waktu bisa kita efektifkan, kemudian cost (biaya) bisa kita minimalkan.”
Danjen Kopassus juga memberikan alasan terkait penggunaan sistem block ini. Menurutnya, melalui program latihan ini prajurit TNI mampu meningkatkan kemampuan secara bertahap dan berlanjut.
“Kemarin kita coba mengevaluasi kegiatan yang ada di satuan luar dengan latihan siklus prograsi. Ternyata pada saat dia (prajurit) melaksanakan kegiatan latihan perorangan, pada saat dia menemukan latihan tingkat selanjutnya, dia ada jeda waktu kegiatan yang lain. Sehingga tidak bisa melanjutkan secara maksimal.”
Danjen Kopassus berharap, kemampuan prajurit TNI bisa terukur dengan baik selama mengikuti latihan sistem block yang akan dilakukan selama satu bulan.
“Dengan sistem block satu bulan, dari mulai latihan per orang, kemudian latihan tingkat regunya, latihan tingkat peleton nya, sampai dengan latihan tingkat kompinya. Dalam satu bulan dia harus melaksanakan semuanya, sehingga kemampuan diharapkan bisa terukur.”
“Hasil yang dicapai mudah-mudah-an bisa sesuai yang kita harapkan. Nah sekarang ini, dititipkan oleh panglima TNI di pusdiklatpassus untuk melaksanakan pemantapan yang lebih sebelum mereka melaksanakan tugas di daerah operasi. Dulu kita melaksanakan pra tugas dilakukan di satuan masing-masing, nah sekarang semua dipersatukan di puslat kopassus dengan system block yang coba kita lakukan.” Pungkasnya.
(Red MPK)