TB Hasanuddin Curiga Keterlibatan Presiden ke-7 di Mutasi TNI : Panglima Tak Boleh Diintervensi Sipil

TB Hasanuddin Curiga Keterlibatan Presiden ke-7 di Mutasi TNI : Panglima Tak Boleh Diintervensi Sipil

Polhukam

Jakarta.—Anggota Komisi I DPR, Mayjen (Purn.) TB Hasanuddin mengkritik mutasi terbaru TNI yang diralat belakangan ini. Mantan sekretaris militer presiden era SBY dan Megawati itu curiga terdapat kepentingan politik tertentu dalam mutasi tersebut.

Melansir dari kompas.com, mutasi yang diumumkan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto pada 29 April lalu menuai polemik karena dinilai sarat kejanggalan.

Sejumlah kejanggalan yang ditemukan antara lain rotasi perwira Angkatan Laut (AL) Laksda Kresno Buntoro menjadi staf khusus Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) dan mutasi putra dari Wapres ke-6 RI Try Sutrisno, Letjen TNI Kunto Arief Wibowo dari Pangkogabwilhan I menjadi staf khusus KSAD.

Panglima TNI kemudian meralat mutasi tersebut sekitar sehari setelah diumumkan. Salah satu perwira yang batal dirotasi adalah Letjen Kunto, tetap menjabat sebagai Pangkogabwilhan I.

“Menjadi pertanyaan sekarang, Panglima TNI memutasikan yang bukan KSAL, KSAD, KSAU, boleh. Boleh memutasikan Jenderal Kunto, tapi masalahnya apakah itu sesuai dengan perintah presiden?” kata TB Hasanuddin dalam program Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Senin (05/05).

“Konon, itu yang menjadi penggantinya adalah mantan ajudan presiden ketujuh (Joko Widodo), berarti Panglima TNI ini, dan mungkin atas perintah presiden ketujuh (RI). Ini yang tidak bener.” lanjutnya.

Sebelum mutasi diralat, posisi Letjen Kunto sebagai Pangkogabwilhan I sedianya diganti mantan ajudan Jokowi, Laksamana Muda Hersan yang semula menjabat Pangkoarmada III.

Sejumlah pihak pun menyoroti rotasi tersebut karena dilakukan usai ayah Letjen Kunto, Try Sutrisno bersama forum purnawirawan melayangkan surat yang salah satu poinnya menuntut pemakzulan Wapres Gibran Rakabuming Raka atau anak Jokowi.

“Andaikan itu (mutasi Kunto) Presiden Bapak Prabowo yang memerintahkan, sah, karena beliau sebagai penguasa tertinggi. Yang saya tidak habis pikir bagaimana Panglima TNI masih diintervensi oleh seorang sipil, ini bahaya,” kata TB Hasanuddin. (kompas)

Editor: Agung Setiadi

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments