Jakarta.Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai menggelar rapat terbatas bersama Gubernur Papua Tengah dan sejumlah bupati di wilayah tersebut. Rapat digelar di Bali pada Jumat (06/06) kemarin.
Melansir dari tempo.co, Natalius Pigai menyatakan saat ini ada sejumlah pos penjagaan TNI dan Polri di wilayah Papua Tengah, khususnya Kabupaten Intan Jaya dan Puncak Jaya, yang menempati gereja dan rumah klasis -sebutan untuk suatu tingkatan majelis dalam gereja Kristen Protestan.
“Gubernur dan para bupati juga menyampaikan soal rencana pembangunan pos tersebut yang akan mereka fasilitasi, termasuk nanti mencari tanahnya agar bisa dijadikan tempat mendirikan pos-pos penjagaan aparat baik TNI maupun Polri,” kata Pigai dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (07/06).
Pigai menyoroti konflik sosial yang saat ini kerap terjadi di Intan Jaya dan Puncak Jaya. Menurut dia, saat ini ada 60 ribu warga di dua daerah tersebut yang mengungsi akibat konflik bersenjata.
Bahkan ada dua distrik dan Intan Jaya dan Puncak yang seluruh warganya mengungsi.
“Jadi dua distrik ini sudah kosong sama sekali. Tidak ada lagi masyarakatnya karena semua sudah mengungsi,” kata Pigai.
Konflik sosial yang terjadi di Puncak Jaya terjadi akibat perseteruan antar kubu pendukung calon bupati. Pigai manyatakan perlu upaya rekonsiliasi dan restorative justice melalui denda adat serta kepastian pemerintah pusat untuk segera melantik Bupati/Wakil Bupati definitif.
Sebelumnya, bentrokan akibat Perselisihan Hasil Pemilu (PHPU) terjadi antara dua kubu pendukung pasangan calon pilkada Puncak Jaya terjadi pada Kamis, 5 Juni 2025. Hentrokan memakan dua orang korban jiwa. Selain korban jiwa, lebih dari 200 orang juga mengalami luka-luka.
“Aksi saling serang antar massa pendukung telah memakan korban luka-luka sebanyak 215 orang, dan dua orang meninggal dunia,” kata Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Puncak Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Achmad Fauzan dalam keterangan tertulis, Kamis.
Polisi mengatakan kedua orang yang meninggal telah dikremasi. Mereka adalah petani bernama Ilunik Wonda, 40 tahun, dan Opfen Gire, 50 tahun. Keduanya berasal dari kubu pendukung paslon nomor urut 2, yaitu Miren Kogoya dan Mendi Wonerengga. (tempo)
Editor: Agung Setiadi